Bersepeda merupakan sebuah kegiatan rekreasi atau olahraga, selain itu bersepeda juga merupakan salah satu moda transportasi darat yang menggunakan sepeda. Sepeda pertama kali diperkenalkan pada abad ke-19 Masehi. Banyak penggemar bersepeda yang melakukan kegiatan tersebut di berbagai macam medan, misalnya : medan lurus beraspal, perbukitan, medan yang terjal maupun hanya sekadar dipedesaan dan perkotaan saja. Namun, bersepeda juga dapat menimbulkan potensi cedera pada pesepeda, apabila tidak berhati-hati dalam bersepeda. Adapun beberapa potensi cedera saat bersepeda adalah sebagai berikut :
1. CEDERA PADA TENDON ACHILLES ANKLE
Cedera pada tendon achilles pada saat bersepeda sering terjadi pada pesepeda yang terlalu kuat melakukan kayuhan pedal sepeda. Hal ini juga sering terjadi juga pada pesepeda yang kurang melakukan pemanasan sebelum bersepeda. Cedera pada tendon achilles berpotensi lama penyembuhannya dan apabila digunakan untuk berjalan akan terasa nyeri dan beberapa kasus bengkak dibagian tendon achilles tersebut.
*Gambar Cedera pada Tendon Achiles
Adapun hal-hal yang dapat dilakukan untuk menghindari potensi cedera pada tendo achiles pada saat bersepeda adalah sebagai berikut :
- Melakukan pengaturan sepeda dan posisi pedal serta sadel sepeda jangan dibuat terlalu tinggi, pastikan posisi ergonomis, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah saat berdiri dan pada saat mengayuh sepeda.
- Mengayuh sepeda jangan berlebihan / terlalu kuat, karena berpotensi terjadi peradangan pada tendong achilles.
- Melakukan pemanasan tendon achilles sebelum bersepeda dengan cara menjinjitkan kaki (tahan dalam 10 sampai 20 detik), hal ini dapat diulangi sebanyak 10 sampai 15 kali.
- Melakukan pendinginan dengan cara meluruskan bagian kaki dalam posisi duduk setelah bersepeda.
2. CEDERA TENDON PATELLA (TENDON TEMPURUNG LUTUT)
Cedera pada tendon patella pada saat bersepeda dapat juga terjadi pada pesepeda yang terlalu kuat melakukan kayuhan pedal sepeda dengan menggunakan roda gigi sepeda yang besar. Selain itu posisi sadel yang terlalu rendah juga berpotensi menimbulkan cedera pada tendon patella. Hal ini juga sering terjadi juga pada pesepeda yang kurang melakukan pemanasan sebelum bersepeda.
*Gambar Cedera pada Tendon Patella
Adapun hal-hal yang dapat dilakukan untuk menghindari potensi cedera pada tendo patella pada saat bersepeda adalah sebagai berikut :
- Melakukan pengaturan sepeda dan posisi pedal serta sadel sepeda jangan dibuat terlalu tinggi, pastikan posisi ergonomis, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah saat berdiri dan pada saat mengayuh sepeda.
- Mengayuh pedal sepeda jangan terlalu kuat / berlebihan dan menghindari pemakaian gigi besar sepeda dalam jangka waktu yang lama, karena berpotensi terjadi peradangan pada tendong patella.
- Melakukan pemanasan tendon patella dengan menekuk dan meluruskan sendi lutut sembari berdiri selama 10 detik yang dapat diulang 10 sampai 15 kali sebelum bersepeda.
- Melakukan pendinginan dengan cara meluruskan bagian lutut dalam posisi duduk setelah bersepeda.
3. NYERI PUNGGUNG BAWAH
Nyeri punggung bawah ini berpotensi terjadi pada pesepeda yang dalam bersepeda terlalu membungkuk posisi tubuhnya, sehingga berat tubuh akan cenderung jatuh ke depan dan akan diikuti tarikan otot dan tulang pinggang yang dapat menyebabkan nyeri apabila terjadi dalam waktu yang cukup lama.
*Gambar Nyeri Punggung Bawah
Adapun hal-hal yang dapat dilakukan untuk menghindari potensi cedera pada punggung bawah pada saat bersepeda adalah sebagai berikut :
- Pengaturan posisi bersepeda yang ergonomis dan lamanya bersepeda dengan posisi agresif akan menyebabkan penekukan bagian otot-otot dan tulang-tulang pinggang (regio lumbal) secara berlebihan. Hal inilah yang berpotensi menyebabkan nyeri punggung bawah.
- Penguatan otot-otot punggung bawah harus menjadi fokus bagi pesepeda yang sangat gemar bersepeda, apalagi atlet yang melakukan bersepeda jarak jauh.
4. NYERI LEHER
Nyeri pada leher pada saat atau setelah bersepeda juga dapat terjadi pada pesepeda yang dalam jangka lama posisi kepala terlalu menengadah (extensi) pada saat bersepeda, karena dalam posisi ini leher akan telalu lama menahan beban kepala, sehingga berpotensi terjadi kekakuan otot leher (spasme) yang akan mengakibatkan nyeri pada leher. Selain itu pengaturan sepeda yang tidak ergonomis juga dapat menyebabkan otot bahu terasa tegang dan kaku sehingga menyebabkan nyeri pada leher dan bahu.
*Gambar Nyeri Leher
Adapun hal-hal yang dapat dilakukan untuk menghindari potensi nyeri pada leher pada saat bersepeda adalah sebagai berikut :
- Pengaturan posisi bersepeda yang ergonomis yang membuat posisi stang yang pas, sehingga tangan dan bahu tidak telalu jauh (terlalu lurus).
- Pada saat bersepeda pandangan ke depan, sehingga menghindari posisi kepala menengadah terlalu lama yang berpotensi menimbulkan nyeri pada leher.
5. CEDERA TANGAN
Cedera yang berpotensi pada saat bersepeda adalah cedera pada tangan. Hal ini dapat terjadi apabila pesepeda memegang stang sepeda terlalu kuat, posisi pergelangan tangan yang terlalu menekuk dan lecet pada tangan akibat memegang stang sepeda terlalu kuat.
Adapun hal-hal yang dapat dilakukan untuk menghindari potensi cedera pada tangan pada saat bersepeda adalah sebagai berikut :
- Pengaturan posisi bersepeda yang ergonomis yang membuat posisi pegangan stang yang lembut (soft) serta ketinggian stang yang pas dengan posisi tubuh, sehingga pergelangan tangan tidak menekuk keatas atau kebawah (melainkan pergelangan tangan lurus).
- Menggunakan sarung tangan pesepeda untuk menghindari lecet pada tangan.
6. DISFUNGSI SEKSUAL
Cedera terakhir yang dapat terjadi pada saat bersepeda adalah disfungsi seksual. Hal ini dapat terjadi karena waktu bersepeda yang terlalu lama dengan menggunakan sadel sepeda yang keras dan sering terjadinya goncangan pada saat bersepeda, menyebabkan tekanan pada perineum (area antara anus dan penis / vagina).Hal ini akan mengakibatkan saraf dan pembuluh darah arteri yang menuju penis tidak mampu mengalir dengan baik, sehingga berpotensi menyebabkan kebas pada organ genitalia yang dapat menyebabkan disfungsi seksual.
Adapun hal-hal yang dapat dilakukan untuk menghindari potensi disfungsi seksual pada saat bersepeda adalah sebagai berikut :
- Menggunakan sadel sepeda yang bantalanya lembut (soft).
- Mencari track bersepada yang lurus, tidak bergeronjal.
- Tidak terlalu lama bersepeda, hal ini dapat disiasati dengan beristirahat selama 15-30 menit setelah 45-60 menit bersepeda, agar aliran peredaran darah di bagian organ vital teralirkan dengan baik.
PEMAKAIAN MASKER SAAT BERSEPEDA
Bersepeda merupakan jenis olah raga yang memiliki intensitas ringan sampai sedang dan cenderung dilakukan di tempat terbuka. Namun, dimasa pandemic covid 19 ini diperlukan pemakaian masker yang baik dan benar, yaitu masker yang memiliki pori-pori masker yang baik, sehingga dapat terjadi pertukaran udara yang baik pada saat bersepeda, guna mencegah penularan covid 19. Selain itu menjaga jarak dan menghindari kerumunan terutama saat bersepeda dan setelah bersepeda juga perlu diperhatikan pada saat bersepeda dengan komunitas pesepeda, guna memutus rantai penularan covid 19. Selain itu 1 hal yang tak kalah penting adalah cuci tangan dengan menggunakan sabun atau hand sanitizer guna memutus penularan covid 19.
Demikian pembahasn artikel mengenai potensi cedera pada saat bersepeda, semoga bermanfaat. Jangan lelah untuk berolahraga. Salam sehat dan bugar. Salam olahraga.
Jika anda memiliki keluhan mengenai cedera pada saat bersepeda, segera konsultasikan pada Tim Dokter Sport Clinic RS EMC Sentul.
Artikel ditulis oleh dr. Andi Nusawarta, Sp.OT(K)Sport (Konsultan Cedera Olahraga dan Arthroskopi RS EMC Sentul).