Ketika seseorang didiagnosis dengan penyakit kronis seperti hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes, atau kolesterol tinggi, fokus penanganan biasanya tertuju pada organ-organ seperti jantung maupun ginjal. Hal tersebut sangat penting, namun ada satu organ vital yang sering luput dari perhatian padahal dampaknya sangat besar, yaitu otak.
Penyakit-penyakit kronis ini bukan hanya "penyakit pembuluh darah" atau "penyakit metabolik" semata. Mereka adalah "penyakit otak" yang diam-diam dapat menggerogoti fungsi kognitif dan meningkatkan risiko kerusakan saraf yang serius.
Mengapa Penyakit Kronis Berpengaruh pada Otak?
Otak adalah organ yang sangat haus energi dan darah. Meski hanya beratnya sekitar 2% dari tubuh, otak menerima 20% dari seluruh aliran darah dan membutuhkan 20% oksigen serta glukosa dari tubuh. Penyakit kronis mengganggu pasokan vital ini dengan beberapa cara:
1. Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)
Tekanan darah yang terus-menerus tinggi dapat merusak dan mempersempit pembuluh darah halus di otak. Ini membuatnya kaku, rapuh, dan rentan tersumbat atau bahkan pecah. Kerusakan ini mengganggu aliran darah yang lancar, menyebabkan sel-sel otak kekurangan nutrisi dan oksigen, yang pada akhirnya dapat memicu gangguan kognitif, stroke, maupun demensia vaskular.
2. Diabetes Melitus
Kadar gula darah yang tidak terkontrol merusak dinding pembuluh darah di seluruh tubuh, termasuk otak. Selain itu, diabetes mengganggu kemampuan sel otak untuk menggunakan glukosa sebagai bahan bakar secara efisien.
Kombinasi kurangnya pasokan darah dan gangguan metabolisme sel otak ini mempercepat penurunan kognitif dan meningkatkan risiko penyakit Alzheimer.
3. Kolesterol Tinggi
Kolesterol LDL (kolesterol "jahat") yang berlebihan dapat menumpuk di dinding pembuluh darah, membentuk plak (aterosklerosis). Jika plak ini terjadi di arteri karotis atau pembuluh darah otak lainnya, aliran darah bisa terhambat.
Jika plak pecah, dapat terbentuk gumpalan yang menyumbat pembuluh darah otak secara tiba-tiba, menyebabkan stroke iskemik.
Dampak Penyakit Kronis pada Fungsi Otak
Kerusakan yang terjadi secara diam-diam dan bertahap ini memanifestasikan dirinya dalam berbagai bentuk:
- Penurunan Kognitif. Kesulitan mengingat, berkonsentrasi, mengambil keputusan, atau mempelajari hal baru.
- Demensia Vaskular. Kondisi penurunan fungsi berpikir yang lebih lanjut dan menyebabkan keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
- Stroke. Serangan yang terjadi ketika pasokan darah ke bagian otak berkurang, baik karena penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).
- Transient Ischemic Attack (TIA). Serangan yang menyerupai stroke namun gejala tersebut bersifat sementara dan pasien dapat kembali normal, tetapi risiko tinggi untuk terjadi stroke yang sesungguhnya.
BACA JUGA: RS EMC Perkenalkan Digital Brain Function Screenng (DBFS), Pemeriksaan Fungsi Otak Berbasis AI
Pentingnya Pemeriksaan Fungsi Otak Secara Berkala
Pemeriksaan fungsi otak bukanlah sesuatu yang harus ditunggu hingga gejala parah muncul. Untuk penderita penyakit kronis, pemeriksaan ini bersifat preventif dan detektif dini. Banyak pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk deteksi dini penyakit di otak, salah satunya adalah penapisan gangguan fungsi kognitif. Saat ini RS EMC menyediakan pemeriksaan Digital Brain Function Screening (DBFS). Pemeriksaannya dirancang seperti serangkaian game atau tes interaktif yang menyenangkan, namun didukung oleh algoritma sains dan kecerdasan buatan (AI) untuk analisis yang mendalam.
Keunggulan DBFS Dibanding Pemeriksaan Konvensional
Kehadiran DBFS menjawab keterbatasan dari metode pemeriksaan neurologis konvensional yang seringkali memakan waktu lama, subjektif, dan hanya dilakukan ketika gejala sudah parah.
- Cepat dan Efisien. Proses skrining hanya memakan waktu 15-20 menit.
- Akurat dan Objektif. Hasilnya dianalisis oleh komputer, meminimalisir bias subjektif dari pemeriksa.
- Non-Invasif dan Nyaman. Tidak ada alat yang menempel pada tubuh atau prosedur yang menyakitkan. Pasien hanya perlu menyelesaikan serangkaian tes di layar.
- Deteksi Dini yang Superior. DBFS dapat mendeteksi penurunan fungsi kognitif yang sangat ringan sekalipun, yang sering kali tidak terlihat dalam wawancara klinis biasa.
Layanan DBFS di Rumah Sakit EMC
Layanan DBFS sudah dapat diakses di seluruh rumah sakit EMC. Sobat EMC yang tertarik dapat melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis saraf untuk menentukan kebutuhan pemeriksaan atau langsung melalui Medical Check Up (MCU).
Medical Check Up RS EMC Alam Sutera 0822-1076-8071
Artikel ditulis oleh dr. Gloria Tanjung, Sp.N (Dokter Spesialis Neurologi / Saraf RS EMC Alam Sutera & Sentul).