Mitos dan Fakta Seputar DBD pada Anak

Demam Berdarah Dengue atau DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dengan sarana penularannya berasal dari gigitan nyamuk Aedes aegypt dan Aedes Albopictus. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) ini banyak ditemukan di wilayah dengan iklim tropis karena DBD sendiri termasuk ke dalam penyakit tropis. Biasanya, musim Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadi pada bulan September hingga puncaknya pada bulan Februari. Penyakit ini umumnya lebih sering mengintai anak usia 4-10 tahun.

Apa itu Dengue Shock Syndrome (DSS)?

Penyakit DBD memiliki 4 tingkat keparahan. Pada tingkat ke 3 dan 4 disebut sebagai Dengue Shock Syndrome (DSS), di mana pasien tidak dalam keadaan yang baik. Pada tingkatan ini biasanya pasien mengalami shock, kesadarannya menurun, memiliki nadi yang lemah, serta nyeri seluruh badan. Kondisi ini sangat berbahaya apabila tidak ditangani dengan baik.

Bagaimana gejala dari DBD?

Pada umumnya gejala DBD adalah terjadinya demam yang tinggi, sakit kepala, badan terasa ngilu dan sakit, begah, mual, dan lemas. Lalu setelah beberapa hari mungkin akan muncul bercak-bercak merah di tubuh.

Bagaimana fase pada DBD?

  • Fase demam: Terjadi pada hari pertama sampai ketiga. Demam pada DBD biasanya dapat terjadi selama 2 hingga 7 hari.
  • Fase kritis: Fase di mana trombosit mengalami penurunan yang drastis, nadi melemah, dan kesadaran mulai turun. Biasanya fase ini terjadi pada hari ke 4-5.
  • Fase pemulihan: Pada hari ke-6 hingga 7, biasanya kondisi berangsur membaik, dan nafsu makan mulai meningkat.

Apakah jus jambu merah dapat mencegah terjadinya DBD?

Mitos, karena meminum jus jambu merah sebenarnya tidak dapat mencegah ataupun mempercepat penyembuhan DBD. Namun, hal tersebut bagus untuk memperkuat pembuluh darah karena mengandung Vitamin C yang tinggi. Sehingga, pasien tidak kekurangan cairan.

Apakah DBD bisa disembuhkan dengan antibiotik?

Tidak, hal tersebut adalah mitos, karena antibiotik berfungsi untuk mengobati penyakit akibat bakteri. Sementara DBD disebabkan oleh virus dengue.

Apakah obesitas membuat lebih rentan terkena DBD?

Mitos, karena penyebab DBD adalah gigitan nyamuk dan tidak ada kaitannya dengan berat badan penderita. Namun, pada pasien yang bertubuh gemuk biasanya akan lebih mudah terkena Dengue Shock Syndrome (DSS).

Saat terkena DBD, apakah harus memperbanyak minum asupan isotonik?

Fakta, karena pengobatan DBD yang paling penting adalah dengan memperbanyak minum agar tidak terjadi dehidrasi atau kekurangan cairan. Sehingga dengan memperbanyak asupan isotonik dapat membantu hal tersebut.

Jika sudah pernah terkena DBD maka tidak bisa terkena lagi?

Hal tersebut adalah mitos, karena pada faktanya sangat mungkin apabila seseorang terkena DBD lebih dari sekali.

Bagaimana pertolongan pertama pada pasien yang terkena DBD?

Pertolongan pertama ketika mengetahui seseorang terkena DBD adalah dengan rajin mengecek suhu tubuh secara berkala. Pasien juga dapat diberikan parasetamol untuk menurunkan demam. Dan pastikan pasien tidak kekurangan cairan dengan cara minum yang banyak.

Apakah pasien DBD harus dirawat di rumah sakit?

Sebenarnya boleh saja untuk pasien DBD melakukan rawat jalan apabila kondisinya memungkinkan. Yaitu apabila trombosit pasien pada angka yang bagus, pasien tidak kehilangan nafsu makan dan minum, serta kesadarannya masih bagus. Namun, sebaiknya tetap di rawat di Rumah Sakit agar bisa dipantau langsung oleh dokter.

Untuk menghindari penyakit DBD dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan. Jangan sampai ada genangan yang dapat dijadikan tempat perkembangbiakan nyamuk. Apabila Anda merasakan gejala dari penyakit DBD, sebaiknya segera mengunjungi dokter agar segera mendapatkan pertolongan yang baik.

Artikel ditulis oleh dr. Widodo Tirto, Sp.A (Dokter Spesialis Anak RS EMC Tangerang).