Digital Subtraction Angiography (DSA) adalah prosedur menggunakan sinar-X dan teknologi digital untuk menghasilkan gambar yang jelas dan terperinci dari sistem pembuluh darah manusia. Dalam pemeriksaan ini, struktur radiopak, seperti tulang, dapat dihilangkan dari gambar sehingga penggambaran pembuluh darah akan menjadi lebih akurat.
Terdapat banyak penyakit yang dapat didiagnosis menggunakan proses Digital Subtraction Angiography. Sebelum melakukan pemeriksaan ini, tim medis akan meminta informasi mengenai riwayat kesehatan agar pemeriksaan dapat berjalan dengan baik. Yuk, simak proses pemeriksaan menggunakan Digital Subtraction Angiography berikut ini!
Proses Digital Subtraction Angiography
Pada prosedur ini, gambar akan dihasilkan menggunakan sinar X dengan menghilangkan atau mengurangi struktur radioopak secara digital, sehingga menghasilkan gambaran pembuluh darah yang mendetail dan akurat.
Prosedur ini memungkinkan deteksi dini dan evaluasi berbagai kondisi termasuk stroke, tumor, penilaian aliran darah, penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah, aneurisma, malformasi arteriovena, serta gangguan pembuluh darah lainnya.
Lalu, bagaimana prosedur yang akan dijalankan saat melakukan Digital Subtraction Angiography? Berikut prosesnya:
Evaluasi Riwayat Kesehatan
Tahapan pertama sebagai prosedur pemeriksaan adalah melakukan evaluasi riwayat kesehatan pasien secara menyeluruh. Ada beberapa kondisi kesehatan yang perlu diperhatikan, seperti:
- Diabetes
- Aterosklerosis
- Fungsi ginjal
- Riwayat konsumsi obat-obatan tertentu
- Riwayat alergi, khususnya dengan cairan kontras
- Riwayat pembedahan
- Hasil pemeriksaan pembuluh darah (angiogram) sebelumnya jika ada
Tujuan DSA
Tujuan DSA ada dua, yaitu:
- Diagnostik, yaitu untuk mendeteksi kelainan pembuluh darah, vaskularisasi tumor, dll. Pasien hanya perlu melakukan persiapan berupa puasa empat jam dan pemeriksaan darah, meliputi pengecekan Hb dan leukosit, fungsi ginjal dan hati. Pasien dengan diabetes mellitus sebaiknya menghentikan pemakaian obat sehari sebelum tindakan DSA.
- Terapeutik, yaitu untuk tindakan pengobatan abnormalitas pada pembuluh darah, dengan cara memasukkan obat, alat, maupun implan pada pembuluh darah yang dituju. DSA juga digunakan sebagai terapi pelengkap sebelum menjalani operasi.
Saat pasien menjalani DSA yang bertujuan diagnostik, tidak tertutup kemungkinan dibutuhkannya tindakan intervensi terapeutik segera selama prosedur berlangsung. Tindakan DSA pada sistem saraf manusia dikenal dengan istilah neurointervensi, dan menjadi teknik yang lebih banyak digunakan pada kasus aneurisma dan stroke, karena penggunaan obat menjadi lebih tepat sasaran.
Pasien stroke iskemik yang dapat menjalani tindakan neurointervensi harus memenuhi beberapa kriteria neurointervensi, yaitu tidak berusia lebih dari 86 tahun, tidak boleh mengalami pendarahan, tekanan darah relatif normal, serta masih dalam periode emas, yakni kurang dari 8 jam sejak serangan stroke terjadi. Pada penanganan stroke ini, fokusnya adalah menyelamatkan sel otak yang masih hidup. Jika sel otak sudah rusak, maka aliran darah yang dilancarkan pun tidak akan berguna lagi.
Proses Pemeriksaan
Pasien akan berbaring pada meja pemeriksaan angiografi dan mendapatkan pembiusan secara lokal untuk mengurangi nyeri, sehingga pasien dapat merasa nyaman selama pemeriksaan berlangsung. Pada beberapa kondisi tertentu, dokter juga dapat memberikan bius total.
Denyut jantung, kadar oksigen dalam darah serta tekanan darah akan dipantau secara terus menerus oleh tim medis selama tindakan berlangsung.
Setelah semua peralatan dipastikan telah siap dan steril untuk digunakan, maka pemeriksaan bisa dilakukan. Berikut langkah-langkahnya:
- Dokter akan menyuntikkan cairan kontras ke dalam bagian tubuh pasien yang akan diperiksa menggunakan alat suntikan yang khusus digunakan pada prosedur DSA.
- Dokter akan terus memantau cairan kontras yang masuk ke dalam tubuh menggunakan sinar X untuk memastikan kondisi pembuluh darah secara langsung.
- Saat pemeriksaan dinyatakan selesai, dokter akan langsung melakukan hemostasis pada lokasi peny Hemostasis dilakukan dengan tujuan menghentikan perdarahan.
Setelah proses pemeriksaan selesai, pasien diharuskan beristirahat dengan posisi terlentang selama 4 hingga 6 jam. Tim medis akan melakukan pengamatan terhadap kondisi kesehatan pasien, khususnya komplikasi pada lokasi bekas suntikan.
Efek Samping
Tindakan DSA merupakan prosedur yang minimal invasif, sehingga memiliki resiko yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan tindakan bedah, dimana pasien harus menjalani operasi besar seperti pembukaan tengkorak. Risiko yang ada adalah pergesekan pembuluh darah dengan kateter, atau robeknya pembuluh darah, sehingga DSA menjadi pilihan diagnostik dan terapeutik yang relatif aman dan efektif.
Artikel ditulis oleh dr. Pramlim Gunawan, Sp.Rad (K) RI (Spesialis Radiologi Intervensi RS EMC Alam Sutera).