Memahami Alergi Dingin: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengelolanya

Pada sebagian individu, cuaca yang dingin tidak hanya menginduksi tremor pada tubuh mereka, tetapi juga dapat memicu respons lain seperti alergi. Alergi seringkali dicirikan oleh timbulnya bengkak dan rasa gatal setelah beberapa menit terpapar suhu dingin, baik itu melalui kontak dengan air atau udara. Alergi terhadap suhu rendah, juga dikenal sebagai Urtikaria Dingin atau cold urticaria, dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor genetik. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai gejala, penyebab, dan cara pengelolaan alergi terhadap cuaca dingin yang tepat.

Alergi dingin adalah sebuah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh mengalami reaksi yang berlebihan akibat terhadap paparan suhu dingin. Reaksi tersebut umumnya berupa bentol atau biduran yang terjadi pada permukaan kulit yang terjadi setelah pengidapnya terkena udara dingin, menyentuh benda dingin, atau setelah berenang di air dingin. Tanda dan gejala alergi dingin dapat bervariasi pada setiap orang, tetapi beberapa gejala umum yang mungkin muncul ketika seseorang mengalami reaksi alergi terhadap suhu dingin adalah sebagai berikut:

1. Bengkak dan kemerahan

Area kulit yang normal yang terkena suhu dingin memiliki potensi untuk mengalami reaksi yang mencakup pembengkakan dan kemerahan yang cukup mencolok. Ketika terpapar suhu dingin, sistem imun tubuh merespons dengan cepat, melepaskan histamin dan zat lainnya sebagai bentuk pertahanan. Hasilnya adalah bengkak dan kemerahan yang dapat memengaruhi area kulit yang terkena. Pembengkakan yang terjadi dalam dapat bervariasi dalam ukuran dan intensitas, tergantung pada seberapa besar dan seberapa lama kulit terpapar suhu dingin.

2. Gatal-gatal

Sensasi gatal yang intens pada permukaan kulit merupakan salah satu gejala utama yang seringkali mendefinisikan alergi dingin atau urtikaria dingin. Dalam beberapa menit setelah kulit terkena air dingin atau udara dingin, individu yang rentan dapat merasakan sensasi gatal yang intens. Kecepatan ini dalam munculnya gejala adalah salah satu karakteristik yang membedakan alergi dingin dari reaksi kulit yang normal terhadap suhu dingin. Sensasi gatal yang kuat ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, terutama jika individu terpapar suhu dingin secara rutin atau jika reaksi alergi berlanjut.

3. Ruam kulit

Dalam beberapa kasus yang lebih ekstrim dari reaksi alergi terhadap suhu dingin, terutama pada individu yang sangat rentan,  akan muncul ruam atau bintik-bintik merah yang terasa panas pada permukaan kulit yang terkena paparan dingin. Ruam dapat muncul dalam berbagai ukuran dan bentuk, tergantung pada tingkat sensitivitas kulit seseorang terhadap suhu dingin dan berapa lama mereka terpapar.

4. Nyeri atau rasa terbakar

Ketika seseorang mengalami reaksi alergi terhadap cuaca dingin atau urtikaria dingin, salah satu gejala yang dapat muncul adalah sensasi nyeri yang dapat berupa rasa terbakar atau sensasi yang tidak nyaman pada kulit. Sensasi nyeri atau perasaan terbakar ini dapat terjadi secara lokal di area kulit yang terkena dingin atau dapat menyebar ke sekitarnya. Hal ini seringkali menjadi salah satu gejala yang dirasakan dengan sangat jelas oleh individu yang mengalami alergi dingin, dan dapat mempengaruhi tingkat kenyamanan mereka saat berada dalam suhu dingin atau setelah terpapar air dingin.

5. Pembengkakan bibir dan wajah

Dalam beberapa kasus yang lebih jarang terjadi ketika seseorang mengalami alergi dingin, reaksi alergi ini dapat mencapai tingkat yang lebih ekstrem, menyebabkan pembengkakan yang signifikan pada area-area tertentu, seperti bibir dan wajah. Pada beberapa kasus, pembengkakan bisa terasa sakit atau merenggangkan kulit, yang bisa membuat seseorang merasa tidak nyaman bahkan dalam ekspresi wajah yang sederhana.

6. Mual atau pusing

Gejala-gejala seperti mual atau pusing dalam konteks alergi dingin mungkin terjadi sebagai reaksi tubuh terhadap perubahan suhu yang ekstrem. Ini dapat mempengaruhi sistem keseimbangan internal tubuh dan menyebabkan gejala-gejala tersebut muncul. Namun, penting untuk diingat bahwa gejala-gejala sistemik semacam ini cenderung lebih jarang terjadi daripada gejala kulit yang khas dari alergi dingin.

Apa yang menjadi penyebab orang terkena alergi dingin?

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemungkinan seseorang terkena kondisi ini seperti faktor genetik apabila ada riwayat keluarga dengan kondisi alergi atau gangguan imun lainnya, maka seseorang mungkin memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan alergi dingin. Kondisi medis atau gangguan imun juga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena alergi dingin. Selain itu, perubahan hormon, seperti yang terjadi selama menstruasi atau kehamilan, dapat mempengaruhi respons tubuh terhadap suhu dingin dan memicu gejala alergi dingin pada beberapa individu.

Lalu, bagaimana cara pengelolaan yang tepat bagi seseorang yang memiliki alergi dingin?

Pengelolaan alergi dingin dapat melibatkan berbagai tindakan untuk mengurangi gejala dan meningkatkan kenyamanan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu pengelolaan yang tepat bagi seseorang yang memiliki alergi dingin.

  • Hindari paparan dingin yang berlebihan dengan mengenakan pakaian yang hangat saat cuaca dingin, menggunakan sarung tangan, dan memastikan tubuh tetap hangat.
  • Gunakan krim pelembab atau lotion yang lembut dan bebas pewangi dapat membantu menjaga kulit tetap terhidrasi dan mengurangi risiko iritasi kulit. Beberapa krim atau salep kortikosteroid topikal dapat membantu mengurangi peradangan dan gatal pada kulit yang terkena. Perlu diingat bahwa penggunaan salep memerlukan resep dokter.
  • Jika gejalanya parah atau tidak merespons pengobatan rumah, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter alergi atau imunologi dengan melakukan tes alergi dan merencanakan pengelolaan yang lebih khusus.
  • Perhatikan terhadap gaya hidup seperti menghindari makanan yang dapat memperburuk gejala alergi atau mengelola stres dengan baik. Hal ini juga dapat membantu dalam pengelolaan alergi dingin. Penting untuk memantau kondisi dan gejala, terutama jika ada perubahan. Jika gejala semakin buruk atau terjadi reaksi yang serius, segera cari bantuan medis.

Pengelolaan alergi dingin dapat bervariasi sesuai dengan tingkat keparahan kondisi tersebut. Yang paling penting adalah berbicara dengan profesional medis untuk merencanakan strategi pengelolaan yang sesuai dengan kebutuhan individu dan memahami cara mengatasi reaksi alergi dingin dengan aman. Apabila Anda mengalami gejala-gejala di atas, segeralah berkonsultasi dengan dokter yang profesional bersama Rumah Sakit EMC yang akan melayani Anda sepenuh hati. Kami berkomitmen untuk terus berupaya memberikan pelayanan kesehatan yang terdepan untuk membantu Anda mengelola alergi dingin dengan tepat.

Artikel ditulis oleh dr. Hadi Firmansyah, Sp.KK, M.Kes (Spesialis Kulit dan Kelamin RS EMC Cikarang).