Mari Berhati-hati dengan Mewaspadai Kanker Hati

Bagi sebagian besar orang, kanker hati mungkin bukanlah jenis kanker yang familiar untuk didengar. Banyak orang menyepelekan pentingnya melakukan pengecekan berkala terhadap organ hati maupun melakukan upaya deteksi dini kanker hati. Padahal kanker hati tidak kalah berbahaya dari berbagai jenis kanker lainnya.

Apa itu kanker hati?

Kanker hati terjadi ketika sel-sel normal di hati berubah menjadi sel-sel abnormal dan berkembang diluar kendali. Hati adalah organ besar yang berada di rongga perut sebelah kanan, tepatnya dibawah diafragma. Ada beberapa jenis kanker hati, yang paling umum adalah hepatocellular carcinoma. Jenis kanker hati lainnya adalah intrahepatic cholangiocarcinoma dan hepatoblastoma.

Tidak semua kanker yang mempengaruhi hati merupakan kanker hati. Hal ini dapat terjadi dikarenakan kanker dimulai dari organ tubuh lainnya seperti usus besar, paru-paru atau payudara, yang kemudian menyebar ke hati. Jenis kanker ini disebut kanker hati sekunder atau kanker metastasis dan dinamai sesuai dengan organ tempat awal munculnya sel kanker.

Kanker hati merupakan penyebab kematian keempat akibat kanker di Indonesia (Globocan, 2018). Kebanyakan orang tidak memiliki tanda dan gejala pada tahap awal kanker hati primer. Ketika tanda dan gejala muncul, penderita sudah datang berobat dalam kondisi stadium lanjut. Padahal kanker hati dapat ditemukan sejak dini dengan melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker hati.

Bagaimana gejala dan tanda dari kanker hati?

Pada stadium dini biasanya tidak bergejala. Ketika tanda dan gejala muncul, penderita mungkin akan merasakan:

  1. Penurunan berat badan yang tidak diharapkan
  2. Hilangnya nafsu makan
  3. Nyeri perut bagian atas
  4. Mual dan muntah
  5. Rasa lelah dan kurang energi
  6. Perut membesar dan terasa begah
  7. Teraba benjolan di perut kanan atas
  8. Ikterik (kulit dan mata berwarna kuning)
  9. Feses berwarna putih pucat seperti kapur

Apa saja penyebab dari kanker hati?

Penyebab tersering kasus kanker hati belum jelas diketahui. Namun dalam beberapa kasus penyebabnya diketahui seperti:

  1. Hepatitis B kronik
  2. Hepatitis C kronik
  3. Alkohol
  4. Nonalcoholic steatohepatitis (NASH)

Hal apa yang menjadi faktor risiko terjadinya kanker hati?

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan terjadinya kanker hati primer antara lain:

  1. Infeksi kronis Hepatitis B atau Hepatitis C.
  2. Sirosis hati
  3. Penyakit hati turunan seperti Hemokromatosis dan Wilson’s disease.
  4. Diabetes
  5. Obesitas atau terlalu gemuk
  6. Penyakit perlemakan hati non alkoholik (Nonalcoholic fatty liver disease)
  7. Paparan racun jamur (aflatoxin) – terdapat pada makanan yang disimpan lama dalam udara yang panas dan lembab
  8. Konsumsi alkohol yang berlebihan
  9. Penggunaan steroid anabolic dalam waktu lama
  10. Penggunaan jarum suntik bergantian (termasuk pada pengguna narkoba suntik)

Bagaimana korelasi kanker hati dan hepatitis?

Pada pemeriksaan darah penderita kanker hati, 65% diantaranya positif mengidap Hepatitis B. Sebagian besar pengidap infeksi Hepatitis B akan sembuh, dan sebagian kecil akan berkembang menjadi kronis (infeksi menahun). Sekitar 10 % infeksi kronis tersebut berkembang menjadi kanker hati. Pengidap infeksi Hepatitis B di Indonesia cukup tinggi yaitu mencapai 7,1% dari seluruh penduduk Indonesia (Riskesdas, 2017).

Bagaimana langkah pencegahan kanker hati dan hepatitis?

Kanker hati dan hepatitis dapat dicegah dengan berbagai langkah dan tindakan pencegahan, diantaranya adalah:

  1. Menghindari faktor-faktor risiko
  2. Melakukan perilaku hidup sehat
  3. Mengonsumsi makanan segar
  4. Menghindari konsumsi makanan yang diawetkan
  5. Menghindari makanan yang mengandung aflatoksin
  6. Menghindari konsumsi minuman beralkohol
  7. Vaksinasi Hepatitis

Bagaimana pemeriksaan untuk deteksi dini dari kanker hati?

Setidaknya terdapat empat pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk mendiagnosis kanker hati, yaitu:

  1. Pemeriksaan fisik oleh dokter
  2. Pemeriksaan USG Hati
  3. Pemeriksaan laboratorium hepatitis marker yaitu HBsAg, Anti HCV, dan anti HBS
  4. Pemeriksaan laboratorium petanda tumor AFP (Alfa Feto Protein)

Bagaimana diagnosis kanker hati?

Prosedur dan pemeriksaan yang dilakukan untuk mendiagnosis kanker hati antara lain:

  1. Pemeriksaan darah.
    Pada pemeriksaan darah akan ditemukan fungsi hati yang abnormal
  2. Pemeriksaan radiologi.
    Pemeriksaan radiologi yang disarankan dapat berupa ultrasound (USG), CT scan dan MRI
  3. Biopsi atau pengambilan contoh jaringan hati untuk diperiksa.
    Pengambilan jaringan ini untuk memastikan diagnosis kanker hati. Selama prosedur biopsi hati, dokter akan memasukkan jarum tipis menembus kulit dan masuk ke hati untuk mendapatkan sampel jaringan. Kemudian jaringan hati diberikan ke laboratorium untuk diperiksa di bawah mikroskop untuk mencari sel kanker.

Setelah kanker hati terdiagnosa, dokter akan menentukan stadium kanker. Stadium kanker ditentukan dengan melihat ukuran, lokasi dan penyebaran sel kanker

Bagaimana penanganan kanker hati?

Penanganan kanker hati disesuaikan dengan stadium kanker dan juga usia, kondisi kesehatan umum dan pilihan pasien. Penanganan kanker hati antara lain:

  1. Operasi pengangkatan tumor. Untuk kasus kanker hati dengan ukuran tumor yang kecil dan fungsi hati pasien masih dalam kondisi yang baik, dokter akan merekomendasikan operasi untuk mengangkat kanker hati dan sebagian kecil dari jaringan hati yang sehat.
  2. Operasi transplantasi hati. Selama operasi transplantasi hati, bagian hati yang terkena kanker akan diangkat dan diganti dengan hati sehat dari donor hati. Transplantasi hati merupakan pilihan sebagian kecil orang dengan kanker hati stadium awal.
  3. Terapi ablasi. Terapi ablasi adalah prosedur yang dapat membunuh sel kanker di hati dan bukan merupakan tindakan pembedahan. Terapi ablasi dapat dilakukan dengan menggunakan panas, laser, terapi radiasi, atau dengan menyuntikkan alkohol langsung ke kanker.
  4. Memblokir suplai darah kanker. Prosedur ini dikenal dengan “embolisasi” untuk memblokir pembuluh darah yang mengirim darah ke kanker. Prosedur embolisasi dapat berupa kombinasi dengan kemoterapi (kemoembolisasi) atau radiasi (radioembolisasi)
  5. Kemoterapi
  6. Imunoterapi

Demikian informasi terkait faktor risiko, cara deteksi dini, diagnosis, hingga penanganan kanker hati. Mengetahui dan memahami sekelumit informasi terkait kanker hati dapat membantu Anda dan orang sekitar Anda untuk menemukan tindakan pengobatan yang terbaik. Jangan lupa untuk sesegera mungkin mengkonsultasikan permasalahan hati Anda pada dokter yang terpercaya. 

Artikel Ini ditulis oleh dr. Tjhang Supardjo, M. Surg, FCCS, Sp.B, FCSI, FInaCS, FICS yang merupakan Spesialis Bedah (Penyakit Hati, Empedu, Limpa dan Pankreas) di OMNI Hospital Alam Sutera.

Keahlian Dr. Tjhang Supardjo, M. Surg, FCCS, Sp.B, FCSI, FInaCS, FICS

  • Menangani penyakit & kanker hati
  • Menangani penyakit & kanker pankreas
  • Menangani penyakit, batu & kanker empedu
  • Menangani penyakit limpa
  • Operasi laparoscopy (teknik minimal invasif)
  • TACE/ TACI/ PTCD/ RFA/ Liver Dialisys
  • Transplantasi hati

Pendidikan Dr. Tjhang Supardjo, M. Surg, FCCS, Sp.B, FCSI, FInaCS, FICS

  • Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Jakarta
  • Spesialis Bedah umum, Zhejiang University, Hangzhou, China
  • Subspesialisasi Hepatobiliary-Pancreatic Surgery & Liver Transplantation, Zheijiang University, Hangzhou, China
  • Adaptasi Bedah Umum, UNPAD-RSHS Bandung
  • Hepatology Institude, Eastern Hepatobiliary Hospital (EHBH) Shanghai, China
  • Hepatobiliary Interventional Center (TACE, TACI, PTCD, RFA), Zhejiang University, Hangzhou, China
  • Artificial Liver Supporting System (Liver Dialisys) Center, Zhejiang University, Hangzhou, China
  • Living Donor Liver Transplantation, ASAN Medical Center, Seoul, Korea
  • Pancreatic Cancer & Surgery, Kyoto University, Jepang

Info lebih lanjut hubungi Andy : +62 811-1225-277