
Asam urat adalah senyawa alami yang terbentuk dari hasil pemecahan purin, yaitu zat yang terdapat dalam makanan dan juga diproduksi oleh tubuh. Dalam kondisi normal, asam urat larut dalam darah kemudian dikeluarkan melalui urin. Namun, jika jumlah asam urat terlalu tinggi, tubuh akan kesulitan membuangnya, sehingga menumpuk dan membentuk kristal di persendian. Penumpukan ini menimbulkan rasa nyeri, bengkak, dan peradangan yang dikenal sebagai penyakit asam urat atau gout.
Asam Urat dan Gejalanya
Penyakit asam urat umumnya ditandai dengan rasa nyeri yang muncul tiba-tiba, sering kali pada malam hari. Rasa sakit ini digambarkan sangat tajam, panas, dan membuat sendi sulit digerakkan. Bagian Tubuh yang Sering Terkena:
- Sendi jempol kaki
- Lutut
- Pergelangan kaki
- Tangan
Jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat, serangan asam urat dapat terjadi berulang kali dan dalam jangka panjang berisiko merusak sendi.
Pengelolaan Asam Urat
Asam urat bisa dikendalikan melalui gaya hidup sehat dan pengobatan sesuai anjuran dokter. Salah satu langkah penting adalah menjaga pola hidup sehari-hari.
- Minum cukup air putih untuk membantu membuang kelebihan asam urat melalui urin.
- Olahraga teratur seperti jalan kaki atau bersepeda ringan untuk menjaga kesehatan sendi.
- Hindari makanan dan minuman pemicu misalnya jeroan, seafood tertentu, atau minuman beralkohol.
Faktor risiko terjadinya asam urat antara lain pola makan tinggi purin, kegemukan, kurang olahraga, kebiasaan konsumsi alkohol, hingga faktor genetik. Jika kadar asam urat sudah tinggi atau serangan nyeri sering kambuh, dokter biasanya memberikan obat untuk menurunkan kadar asam urat sekaligus meredakan gejala. Dengan pengelolaan yang tepat, penderita asam urat tetap bisa menjalani hidup sehat dan produktif.
Makanan yang Dianjurkan dan Dibatasi untuk Penderita Asam Urat
Mengatur asupan makanan merupakan salah satu kunci penting dalam mengendalikan kadar asam urat. Beberapa jenis makanan bisa membantu menurunkan risiko serangan, sementara sebagian lainnya justru perlu dibatasi agar tidak memperparah gejala.
Makanan yang Dianjurkan
- Nasi, bubur, bihun, roti, gandum, makaroni, pasta, jagung, kentang, ubi, talas, singkong, dan havermut
- Telur dan susu skim
- Wortel, labu siam, kacang panjang, terong, pare, oyong, mentimun, labu air, selada air, tomat, dan lobak
- Semua jenis buah-buahan
- Minuman tanpa alkohol
- Semua jenis bumbu secukupnya
Makanan yang Dibatasi
- Daging ayam, ikan tongkol, tenggiri, bawal, bandeng, kerang, dan udang (maksimal 50 gr/hari)
- Tempe, tahu (maksimal 50 gr/hari)
- Kacang-kacangan (kacang hijau, kacang tanah, kedelai) maksimal 25 gr/hari
- Bayam, buncis, daun/biji melinjo, kapri, kacang polong, kembang kol, asparagus, kangkung, dan jamur (maksimal 100 gr/hari)
- Teh dan kopi
Makanan yang Dihindari
- Makanan dengan kandungan purin tinggi: hati, ginjal, jantung, jeroan, limpa, otak, ham, sosis, babat, usus, paru, sarden, kaldu, daging bebek, kerang, burung, angsa, remis, dan ragi
- Minuman dengan soda dan alkohol: soft drink, arak, ciu, dan bir
Mengelola asam urat memang membutuhkan komitmen, mulai dari menjaga pola makan, rutin berolahraga, hingga mengikuti anjuran dokter. Dengan disiplin menjalani gaya hidup sehat dan pengobatan yang tepat, serangan nyeri bisa dikendalikan sekaligus mencegah kerusakan sendi di kemudian hari.
Namun, bila nyeri sendi terasa sangat parah, bengkak tidak kunjung reda, atau kadar asam urat tetap tinggi meski sudah menjaga pola hidup, sebaiknya segera periksa ke dokter. Dengan penanganan yang tepat, penderita asam urat tetap dapat menjalani hidup yang aktif, sehat, dan produktif tanpa harus terus dihantui oleh kekambuhan.
Artikel ditulis oleh dr. Patriotika Ismail, Sp.PD (Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS EMC Cikarang).