Kenali Penanganan yang Tepat untuk Cedera pada Atlet

Atlet merupakan profesi yang dituntut untuk bergerak aktif dan membutuhkan koordinasi serta konsentrasi yang tinggi. Pada saat melakukan olahraga, tak jarang para atlet mengalami cedera pada bagian tubuhnya. Cedera olahraga adalah kondisi yang terjadi pada sistem otot dan rangka tubuh saat berolahraga. Setiap cabang olahraga memiliki risiko cederanya masing-masing. Hal tersebut dapat dicegah dengan melakukan pemanasan yang baik sebelum berolahraga dan melakukan latihan yang diperlukan terutama latihan penguatan otot.

Bagaimana penanganan pertama untuk atlet yang cedera?

On-site sport injury adalah pertolongan pertama yang dilakukan langsung (di pinggir) lapangan pada cedera olahraga. Waktu di lapangan atau tempat terjadinya cedera merupakan saat-saat yang kritikal atau penting, karena apabila penanganan pertama yang diberikan pada cedera olahraga sudah baik maka pemulihan selanjutnya akan lebih baik dan cepat. Namun, apabila tidak ditangani dengan baik maka akan menimbulkan dampak yang negatif bahkan dapat mengancam karir sang atlet. Penanganan pertama cedera olahraga harus dilakukan dengan baik, sesegera mungkin, dan harus ditangani oleh tenaga profesional yang mengerti tata caranya.

Bagaimana cara pencegahan agar tidak terjadi cedera?

Terjadinya cedera olahraga dapat dicegah dengan beberapa cara :

  1. Sebelum memulai latihan, sebaiknya dilakukan pemeriksaan pra latihan oleh Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga untuk memastikan keamanan latihan.
  2. Jenis dan intensitas latihan harus dipilih secara tepat sesuai dengan kemampuan dan kondisi medis seseorang.
  3. Latihan fisik harus dilakukan sesuai dengan resep untuk orang tersebut. Jika terlalu ringan, manfaat yang didapat tidak akan optimal dan jika berlebihan, latihan dapat berpotensi menyebabkan cedera.
  4. Latihan fisik dilakukan dengan urutan pemanasan, inti, dan pendinginan. Durasi untuk melakukan pemanasan sangat bergantung terhadap cabang olahraga, intensitas, serta durasi latihan. Tujuan dari pemanasan adalah menaikan suhu tubuh agar siap untuk menerima beban berat latihan. Karena otot yang kaku atau dingin akan lebih rentan cedera.
  5. Latihan penguatan otot dan fleksibiltas (peregangan atau stretching) harus rutin dilakukan.
  6. Gunakan peralatan olahraga yang tepat, misalnya sepatu yang didesain khusus untuk cabang olahraga yang dimainkan.
  7. Kebutuhan minum dan elektrolit juga harus dicukupi.
  8. Faktor risiko terjadinya cedera diidentifikasi. Setelah diketahui faktor risiko tersebut dapat diintervensi sehingga cedera olahraga dapat dicegah.

Apakah cedera olahraga harus selalu dioperasi?

Penanganan cedera melalui operasi tergantung dari derajat keparahan cedera yang terjadi. Apabila cedera masih dalam kategori ringan, maka tidak perlu dioperasi. Tetapi, jika cedera sudah dalam kategori yang berat maka harus segera dilakukan operasi. Karena apabila tidak dioperasi, kondisi tersebut dapat merusak bantalan sendi dan tulang rawan sendi, sehingga berakibat sangat fatal.

Apakah setelah operasi harus menjalani terapi latihan olahraga?

Harus, karena fungsi utama dari operasi adalah mengembalikan struktur yang berubah karena cedera menjadi seperti atau mendekati semula. Apabila tidak dilakukan terapi latihan pasca operasi maka fungsi otot dan tulang tidak akan kembali baik seperti semula sehingga hasil operasi akan sia-sia. Terapi latihan penting untuk mengembalikan lingkup gerak sendi dan kekuatan otot menjadi seperti semula bahkan lebih baik dari sebelumnya.

Apabila Anda mengalami cedera olahraga, segera kunjungi dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat. Anda dapat mengunjungi Sport Clinic di RS EMC Sentul karena memiliki pelayanan yang sangat lengkap untuk menangani cedera olahraga, mulai dari kasus cedera non-operatif maupun operatif. Sport Clinic RS EMC Sentul memiliki yang layanan terpadu dan komprehensif dalam menangani keluhan terkait dengan aktivitas olahraga.

Artikel ditulis oleh dr. Anita Suryani, Sp.KO (Spesialis Kedokteran Olahraga RS EMC Sentul).