Kenali Gejala Motorik dan Non-Motorik Penyakit Parkinson

Penyakit Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif yang progresif. Hal ini terjadi karena kerusakan sel-sel saraf di otak yang memproduksi dopamin.  Penyakit ini merupakan salah satu penyakit degeneratif yang sering dijumpai, dengan tingkat kejadian penyakit parkinson sekitar 1% dari populasi di atas 60 tahun. Oleh karena itu, kita harus waspada dengan gejala dan tanda dari penyakit ini, sehingga diagnosis dapat ditegakkan dan tatalaksana yang optimal dapat diberikan sejak dini. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup penderita parkinson yang lebih baik.

Gejala utama dari penyakit parkinson adalah gangguan gerak, yaitu: tremor, rigiditas, bradikiniesia, dan instabilitas postural.

  1. Tremor merupakan gejala yang khas pada penyakit parkinson. Tremor biasa dimulai pada lengan satu sisi kemudian berprogresif ke kedua sisi. Tremor tampak lebih jelas ketika sedang istirahat dan tidak beraktivitas, sehingga tremor pada penyakit parkinson dikenal sebagai resting tremor.
  2. Rigiditas adalah peningkatan tonus otot. Rigiditas atau kaku pada otot ini dapat menyebabkan gerakan sendi yang terbatas dan perubahan postur seiring dengan perjalanan penyakit ini.
  3. Bradikinesia (bradi: lambat, kinesia: bergerak) adalah gerakan volunter yang menjadi lambat, baik di awal memulai gerakan atau mempertahankannya. Gejala ini awalnya ringan namun akan berprogresif menjadi lebih berat sehingga dapat mengganggu kualitas hidup pasien.
  4. Gangguan berjalan dapat dilihat sejak awal penyakit berupa ayunan lengan yang berkurang, langkah kaki menjadi kecil atau diseret. Dengan perkembangan penyakit dapat terjadi instabilitas postural yang membuat pasien menjadi sulit menjaga keseimbangan dan berisiko terjadinya jatuh.

Selain gejala motorik, ternyata banyak sekali gejala non-motorik yang dialami pasien dengan penyakit parkinson. Beberapa gejala dapat muncul di awal, bahkan sebelum ada keluhan motorik, namun beberapa gejala lain terjadi di stadium lanjut.  Secara umum terdapat empat kelompok gejala non-motorik, yaitu:

  1. Gejala gangguan otonom seperti gangguan pencernaan (mual, cepat kenyang, konstipasi), gangguan berkemih (sering BAK, BAK sulit ditahan, sering BAK di malam hari), produksi air liur lebih banyak, keringat berlebih, hipotensi ortostatik (penurunan tekanan darah saat berdiri), dan disfungsi seksual.
  2. Gangguan tidur: insomnia, mengigau, dan kaki yang terus bergerak sulit dikendalikan menjelang tidur.
  3. Gangguan psikiatri dan kognitif: gangguan mood, halusinasi, fungsi berpikir menjadi lambat, dan mudah lupa.
  4. Gangguan sensori dan gangguan non-motorik lainnya: gangguan penciuman, gangguan pendengaran, nyeri, dan lemas.

Karena gejala penyakit parkinson sangat yang luas, maka diperlukan evaluasi yang menyeluruh dan teliti dari klinisi. Bukan saja melihat perubahan gerakan dan langkah pasien, tetapi juga gejala non-motorik tersebut. Tatalaksana yang diberikan pada penyakit Parkinson bertujuan untuk mengurangi gejala motorik maupun non motorik dengan tujuan akhir untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

Artikel ditulis oleh dr. Gloria Tanjung, Sp.N (Spesialis Neurologi / Saraf RS EMC Sentul).