Vena adalah pembuluh darah yang berfungsi mengembalikan darah dari seluruh tubuh ke jantung. Vena terdiri dari 3 jenis, yaitu vena superficial (dekat permukaan kulit), vena dalam (letaknya lebih dalam dan berukuran lebih besar) dan vena perforator (vena yang menghubungkan vena dalam dan superficial). Varises vena adalah pembuluh darah vena (pembuluh darah balik) yang mengalami pelebaran dan berkelok, sering terlihat sebagai pembuluh darah berwarna biru yang jelas terlihat dikulit.
Vena pada kedua tungkai dibantu oleh otot betis yang menekan vena dan mendorong darah kembali ke jantung melawan gaya gravitasi. Vena merupakan pembuluh darah yang memiliki katup. Katup pada vena berfungsi membantu mengalirkan darah ke jantung dengan mencegah aliran darah yang dipompa dari ekskremitas, mengalir kebawah (mengikuti gaya gravitasi).
Penyebab Varises Vena
Penyebab varises salah satunya adalah reflux vena. Katup vena bisa terjadi malfungsi sehingga terjadi aliran retrograde atau aliran darah bisa menjadi stasis. Faktor risiko terjadinya varises vena adalah riwayat keluarga, jenis kelamin perempuan, usia yang bertambah, kehamilan multiple, obesitas dan riwayat DVT (Deep Vein Thrombosis) sebelumnya.
Varises vena sering terjadi pada ekskremitas bawah, biasanya di vena superficial. Gejala subjektif yang biasa pasien rasakan adalah nyeri, rasa berat pada ekskremitas, cepat lelah, kram otot, gatal dan kesemutan. Varises vena memiliki tingkat keparahan oper yang dibagi menjadi 6 tingkat.
- C0=Varises vena diameter <3 mm="" yang="" tidak="" terlihat="" dan="" teraba="" li="">
- C1=Telangiectasies/spider veins (pelebaran venula intradermal <1 mm="" atau="" reticular="" vein="" pelebaran="" vena="" subdermal="" ukuran="" 1-3="" li="">
- C2=Pelebaran pembuluh darah vena lebih dari/sama dengan 3 mm.
- C3=Adanya edema, adanya peningkatan cairan di kulit dan jaringan subkutan.
- C4=Adanya pigmentasi (perubahan warna kulit menjadi lebih gelap) dan eczema (dermatitis eritematosa)
- C5=Ulkus vena yang sembuh
- C6=Ulkus vena aktif
Pemeriksaan dan Pengobatan pada Varises Vena
Pemeriksaan yang bisa dilakukan pada varises vena adalah pemeriksaan USG Doppler. USG dilakukan untuk menilai vena-vena di ekskremitas bawah seperti inkompetensi katup dan aliran darah yang reflux. Pendekatan terapi pada varises vena terdiri dari 2 jenis, yaitu terapi konservatif atau terapi operasi/endovascular. Terapi konservatif berupa pemasangan stocking kompresi, elevasi tungkai dan obat-obatan antinyeri. Stocking dipakai saat beraktivitas sehari-hari. Terapi endovascular adalah prosedur terapi yang dilakukan dari dalam pembuluh darah. Terapi endovascular yang bisa dilakukan untuk varises adalah EVLA (Endovenous Laser Ablation), RFA (Radiofrequency Ablation) dan Sealant.
EVLA (Endovenous Laser Ablation) adalah prosedur terapi varises yang menggunakan energi elektromagnetik (dekat dengan cahaya infrared) yang dapat membuat vena tertutup akibat ablasi termal. Tindakan EVLA diawali dengan bius lokal, lalu melakukan penusukan pada vena yang terkena varises dan dimasukkan fiber laser kedalam vena.
RFA (Radiofrequency Ablation) merupakan terapi minimal invasive yang menggunakan elektroda untuk mengalirkan energi radiofrekuensi atau energi panas sehingga vena yang tidak sehat dapat tertutup.
Sealant juga merupakan terapi varises minimal invasive yang menggunakan lem untuk merekatkan vena sehingga varises tidak tampak. Selain teknik endovascular, terdapat juga terapi varises berupa operasi yaitu vein stripping. Vein stripping adalah tindakan bedah untuk membuang varises dari ekskremitas yang dilakukan dengan anestesi di ruang operasi. Pilihan terapi varises tergantung dari gejala klinis, indikasi dan kontraindikasi di setiap pasien.
Pencegahan Terjadinya Varises Vena
Varises vena dapat bertambah buruk sesuai tingkatan yang ada jika tidak dilakukan terapi. Salah satunya adalah ulkus vena. Ulkus adalah lesi pada kulit dengan kedalaman melebihi jaringan lemak, bahkan bisa sampai otot ataupun tulang. Komplikasi yang bisa terjadi juga adalah terbentuknya thrombus bahkan ruptur (pecah). Varises vena yang tidak diterapi dapat semakin membesar sehingga pecah dan terjadi perdarahan.
Varises vena juga dikaitkan dengan peningkatan risiko terjadinya DVT (Deep Vein Thrombosis). DVT adalah pembentukan thrombus atau plak di pembuluh darah vena bagian dalam, yang dapat menjadi emboli paru (plak terbawa aliran darah sampai paru-paru) sehingga bisa timbul sesak bahkan sampai kematian.
Pencegahan yang bisa dilakukan agar tidak terjadi varises vena adalah hindari duduk atau berdiri terlalu lama, gunakan stoking kompresi, gaya hidup sehat dan olahraga yang rutin.
Jadi pada intinya, varises adalah kerusakan pembuluh vena yang diakibatkan kerusakan katup (kebocoran), yang dapat menyebabkan berbagai gejala dari yang ringan sampai berat, berupa ulkus (borok) sampai terjadi embolisasi (lepasnya bekuan darah) keparu yang dapat berakibat fatal. Pemeriksaan sederhana dan tidak sakit dengan USG, penanganan dapat menggunakan berbagai macam metode sampai yang tercanggih.
Artikel ini ditulis oleh dr. Marolop Pardede, Sp. BTKV (K), MH. – Dokter Spesialis Bedah Toraks Kardiovaskular di RS EMC Cikarang dan RS EMC Pekayon.