Hindari Kesalahan Umum saat Mencuci Tangan agar Terhindar dari  Virus Corona

Ditengah pandemi COVID-19, tindakan pencegahan penularan virus corona menjadi penting untuk dilakukan setiap orang. Terdapat banyak upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan virus corona, mulai dari disiplin menggunakan masker ketika beraktivitas di tempat umum, menerapkan physical distancing, dan rutin mencuci tangan dengan benar.

Badan kesehatan dunia, World Health Organization (WHO) telah menyatakan pentingnya peranan mencuci tangan dalam menekan penyebaran virus corona dan penyakit menular lainnya. Namun, mencuci tangan perlu dilakukan dengan benar dan sesuai anjuran agar efektif dalam upaya mencegah transmisi penyakit menular. Jika kita tidak mencuci tangan dengan benar, maka bakteri dan virus masih bisa menempel pada permukaan tangan kita dan berpotensi menyebabkan penyakit jika masuk ke dalam tubuh. 

Terdapat beberapa kesalahan yang umum dijumpai dalam proses mencuci tangan, ada baiknya untuk dipahami sehingga kita terhindar dari kebiasaan mencuci tangan yang kurang efektif.

  1. Mencuci tangan dalam waktu yang terlalu sebentar

Kebanyakan orang mencuci tangan dalam waktu singkat, yaitu sekitar enam detik saja. Padahal, menurut studi dari Center for Disease Control, diperlukan waktu selama minimal 20 detik (berkisar 20-60 detik) agar proses mencuci tangan menjadi efektif untuk membunuh bakteri dan virus. Oleh karena itu, mulai biasakan untuk mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun dalam waktu minimal 20 detik untuk higienitas tangan yang lebih baik.

  1. Mengabaikan celah-celah jari dan kuku

Menggosok telapak atau punggung tangan saja tidak cukup untuk higienitas tangan yang optimal. Celah-celah jari dan kuku seringkali jadi tempat bersarangnya virus dan bakteri. Oleh karena itu, disarankan untuk selalu menggosok seluruh bagian tangan mulai dari telapak, punggung tangan, celah antara jari, dan kuku untuk kebersihan tangan optimal.

  1. Tidak langsung mencuci tangan setelah beraktivitas di ruang publik

Mencuci tangan biasa dilakukan setelah aktivitas tertentu, seperti sebelum-setelah menyiapkan makanan, setelah dari toilet, setelah batuk/bersin, setelah mengganti popok bayi, atau setelah membuang sampah. Pada masa pandemi COVID-19, mencuci tangan harus dilakukan sesering mungkin terutama setelah beraktivitas di ruang publik dan menyentuh fasilitas umum, seperti tombol lift, gagang pintu, ATM, atau handle grip KRL. Jika kita sedang berada di luar dan tidak bisa menggunakan air dan sabun, hand sanitizer dapat digunakan untuk membersihkan tangan dari virus dan bakteri. Segera cuci tangan dengan air dan sabun begitu sampai di rumah.

  1. Langsung menyentuh keran wastafel dan benda lain setelah cuci tangan

Kita mungkin kerap langsung menyentuh benda-benda lain setelah cuci tangan, termasuk menutup keran wastafel. Padahal, permukaan keran wastafel yang kita sentuh bisa jadi tidak higienis sehingga dapat membuat tangan Anda kembali terpapar bakteri atau virus. Cobalah untuk menutup keran air dengan siku atau menggunakan tisu toilet.

 Jangan lupa untuk rajin membersihkan benda-benda kecil di dalam kamar mandi yang kerap kita sentuh, seperti keran wastafel, sakelar lampu, dan gagang pintu kamar mandi.

  1. Tidak mengeringkan tangan setelah dicuci

Mungkin hal yang satu ini terdengar sepele, namun mengeringkan tangan setelah mencucinya dapat mencegah perkembangbiakan bakteri di area telapak tangan yang lembap. Opsi terbaik untuk mengeringkan tangan adalah dengan menggunakan kertas tisu atau alat pengering udara, pastikan seluruh area tangan dikeringkan dengan baik.

Itulah beberapa hal yang perlu kita hindari dalam praktik mencuci tangan sehari-hari, agar tujuan utama pencegahan penularan virus corona dapat tercapai. Kebiasaan menjaga higienitas tangan perlu terus dilakukan, bahkan jika masa pandemi COVID-19 telah usai agar kita tetap terhindar dari penyakit menular lainnya yang disebabkan virus dan bakteri. Jangan lupa untuk mengajak anggota keluarga untuk selalu menjaga higienitas tangan dan kebiasaan hidup sehat lainnya.