Pemeriksaan Gula Darah Tinggi, Apa yang Harus Dilakukan?

Gula darah tinggi atau hiperglikemia adalah kondisi ketika kadar glukosa dalam darah melebihi batas normal. Kondisi ini sering terjadi tanpa gejala, sehingga banyak orang tidak menyadarinya. Jika terus dibiarkan, hiperglikemia dapat berkembang menjadi diabetes melitus dan meningkatkan risiko komplikasi serius seperti penyakit jantung, gangguan ginjal, kerusakan mata, hingga masalah saraf.

Karena itu, pemeriksaan gula darah secara rutin sangat penting untuk mendeteksi dan mengendalikan kondisi ini sejak dini.

Berapa Kadar Normal Gula Darah?

Kadar gula darah normal dapat berbeda tergantung waktu pemeriksaannya:

  • Gula darah puasa: kurang dari 100 mg/dL
  • Gula darah 2 jam setelah makan: kurang dari 140 mg/dL
  • HbA1c (rata-rata gula darah 3 bulan terakhir): di bawah 5,7%

Jika hasil menunjukkan angka di atas batas normal, jangan panik. Langkah terbaik adalah konsultasi ke dokter, terutama dokter penyakit dalam atau dokter patologi klinis untuk mendapatkan penilaian menyeluruh.

Apa Penyebab Gula Darah Tinggi?

Gula darah tinggi terjadi ketika tubuh tidak mampu memproses glukosa dengan optimal. Kondisi ini bisa dipicu oleh kebiasaan sehari-hari, faktor hormon, hingga kondisi medis tertentu. Berikut penyebab yang paling umum:

  • Terlalu banyak konsumsi gula dan karbohidrat sederhana: Makanan manis, minuman bersoda, roti putih, dan kue cepat menaikkan kadar glukosa.
  • Kurang aktivitas fisik: Tubuh menjadi kurang sensitif terhadap insulin sehingga glukosa tidak terserap dengan baik.
  • Berat badan berlebih (obesitas): Lemak berlebih, khususnya di perut, memicu resistensi insulin.
  • Stres berkepanjangan: Hormon stres seperti kortisol membuat gula darah naik lebih cepat.
  • Kurang tidur: Tidur yang tidak cukup mengganggu sensitivitas insulin dan memicu lonjakan gula darah.
  • Riwayat keluarga dengan diabetes: Faktor genetik meningkatkan risiko hiperglikemia.
  • Efek samping obat tertentu: Terutama kortikosteroid, obat tekanan darah, dan beberapa obat psikiatri.
  • Kondisi medis tertentu: Seperti PCOS, gangguan pankreas, infeksi berat, atau gangguan hormon.
  • Perubahan hormon saat hamil: Bisa memicu diabetes gestasional pada sebagian wanita.

Langkah yang Harus Dilakukan Jika Gula Darah Tinggi

  1. Evaluasi Gaya Hidup
    Ubah pola makan menjadi lebih sehat seperti, kurangi konsumsi gula, karbohidrat sederhana, dan makanan olahan. Perbanyak sayur, buah rendah gula, serta sumber protein sehat.
  2. Aktivitas Fisik Teratur
    Olahraga membantu tubuh menggunakan glukosa sebagai energi dan meningkatkan sensitivitas insulin. Cukup dengan 30 menit aktivitas fisik ringan seperti jalan cepat, 5 kali seminggu.
  3. Kendalikan Berat Badan dan Stres
    Kelebihan berat badan meningkatkan risiko resistensi insulin. Selain itu, stres berlebih juga bisa memicu lonjakan gula darah.
  4. Lakukan Pemeriksaan Lanjutan
    Dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan lanjutan seperti HbA1c atau tes toleransi glukosa oral (TTGO) untuk menilai kondisi metabolik secara lebih akurat.
  5. Ikuti Anjuran Dokter dan Terapi yang Ditetapkan
    Jika dokter mendiagnosis diabetes, pengobatan harus dijalankan secara rutin dan disiplin. Pemeriksaan laboratorium berkala juga diperlukan untuk memantau efektivitas terapi.

Kapan Harus Melakukan Pemeriksaan?

Gula darah tinggi bukanlah akhir, tapi peringatan dini untuk mulai lebih peduli pada kesehatan. Melakukan pemeriksaan gula darah pada waktu yang tepat adalah langkah penting untuk mendeteksi hiperglikemia sejak dini. 

Jika Anda memiliki gejala seperti sering haus, sering buang air kecil, mudah lelah, atau memiliki faktor risiko seperti obesitas dan riwayat keluarga diabetes, pemeriksaan sebaiknya tidak ditunda. Pemeriksaan juga dianjurkan secara rutin, terutama bagi Anda yang berusia di atas 35 tahun atau memiliki gaya hidup kurang aktif.

Dengan pemeriksaan laboratorium yang tepat, pola hidup sehat, dan bimbingan dokter, kadar gula darah dapat dikendalikan dengan baik. Langkah kecil hari ini bisa mencegah komplikasi besar di masa depan.

Artikel ditulis oleh dr. Johana Prihatini, Sp.PD, FINASIM (Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS EMC Pekayon).