Epilepsi Perlu diwaspadai !

Epilepsi adalah penyakit otak kronis yang ditandai dengan kejang berulang, yang merupakan serangkaian episode dari gerakan tidak disadari yang melibatkan sebagian tubuh (kejang parsial) atau seluruh tubuh (kejang general) dan kadang-kadang disertai dengan hilangnya kesadaran dan kontrol dari fungsi usus atau kandung kemih.

Episode kejang terjadi akibat pelepasan listrik yang berlebihan pada sekelompok sel otak, yang dapat terjadi di bagian otak manapun. Kejang dapat bervariasi dari hilangnya kesadaran atau hanya berupa kejang otot yang singkat hingga kejang yang parah dan berkepanjangan. Kejang juga dapat bervariasi dalam frekuensi, dari kurang dari 1 per tahun hingga beberapa per hari.

Kejadian satu kejang tidak menandakan epilepsi (hingga 10% orang di seluruh dunia mengalami satu kali kejang selama hidup mereka). Epilepsi didefinisikan sebagai dua kali atau lebih kejang tanpa sebab yang mendasari.

TANDA DAN GEJALA

Karakteristik kejang bervariasi dan tergantung pada bagian otak mana yang mengalami gangguan pertama kali, dan seberapa jauh penyebarannya ke otak sekitarnya. Saat kejang terjadi muncul gejala yang tidak menetap, seperti:

  • Kehilangan kesadaran.
  • Gangguan gerakan.
  • Gangguan sensasi (termasuk penglihatan, pendengaran dan rasa).
  • Gangguan suasana hati.
  • Gangguan fungsi kognitif lainnya.

Saat kejang usai, pasien biasanya dapat kembali normal seperti sebelumnya. Namun setiap kali kejang ada kemunginan sel otak yang mengalami kerusakan terutama jika kejang terjadi cukup lama sehingga asupan oksigen ke otak rendah, sehingga dapat memberikan gejala yang permanen.

Orang dengan epilepsi cenderung memiliki lebih banyak gangguan pada fisik (seperti patah tulang dan memar akibat cedera yang berhubungan saat terjadi kejang), serta kondisi psikologis yang lebih terganggu, termasuk kecemasan dan depresi. Demikian pula, risiko kematian dini pada orang dengan epilepsi mencapai tiga kali lebih tinggi daripada populasi umum. Sebagian besar penyebab kematian terkait epilepsi, seperti jatuh, tenggelam, luka bakar, dan kejang berkepanjangan.

PENYEBAB

Epilepsi tidak menular. Meskipun banyak penyakit yang telah diketahui dapat mendasari terjadinya epilepsi, namun secara umum masih sekitar 50% kasus belum ditemukan penyebab pastinya. Penyebab epilepsi dibagi ke dalam beberapa kategori, antara lain: struktural, genetik, infeksi, metabolisme, kekebalan, dan tidak diketahui (idiopatik). Contohnya meliputi:

  • Kerusakan otak akibat penyebab prenatal atau perinatal (misalnya kehilangan oksigen atau trauma saat lahir, berat badan lahir rendah).
  • Kelainan kongenital atau kondisi genetik dengan malformasi otak terkait.
  • Cedera otak parah.
  • Stroke.
  • Infeksi otak seperti meningitis, ensefalitis atau tuberkulosis.
  • Sindrom genetik tertentu.
  • Tumor otak.

PENGOBATAN

Kejang dapat dikendalikan. Hingga 70% orang yang hidup dengan epilepsi bisa menjadi bebas kejang dengan penggunaan obat anti kejang yang tepat. Penghentian obat anti kejang dapat dipertimbangkan setelah 2 tahun tanpa kejang. Penyebab kejang yang belum teratasi dan pola elektroensefalografi (EEG) yang abnormal adalah dua prediktor yang paling menentukan kekambuhan kejang.

Pembedahan dapat bermanfaat bagi pasien yang berespon buruk terhadap pemberian obat-obatan atau mengalami efek samping yang berat. Pembedahan juga direkomendasikan pada pasien yang memiliki fokus epilepsi tunggal atau tidak menyebar. Pengangkatan bagian otak yang terdeteksi menjadi fokus epilepsi dapat menghentikan kejang tanpa memerlukan lagi obat-obatan ataupun cukup dengan dosis yang minimal.

PENCEGAHAN

Diperkirakan 25% kasus epilepsi dapat dicegah, terutama pada kasus-kasus yang telah diketahui sebagai penyebab yang mendasari, antara lain:

  • Mencegah cedera otak adalah cara paling efektif untuk mencegah epilepsi pasca trauma.
  • Perawatan perinatal yang memadai dapat mengurangi kasus baru epilepsi yang disebabkan oleh cedera lahir.
  • Penggunaan obat-obatan dan metode lain untuk menurunkan suhu tubuh pada anak demam dapat mengurangi kemungkinan kejang demam.
  • Pencegahan epilepsi yang terkait dengan stroke difokuskan pada pengurangan faktor risiko kardiovaskular, mis. langkah-langkah untuk mencegah atau mengontrol tekanan darah tinggi, diabetes dan obesitas, dan menghindari tembakau dan penggunaan alkohol yang berlebihan.
  • Infeksi sistem saraf pusat adalah penyebab umum epilepsi di daerah tropis, kontrol host atau parasit di lingkungan dan pendidikan tentang cara menghindari infeksi dapat menjadi cara yang efektif.

Artikel ditulis oleh dr. I Gde Anom Ananta, Sp.BS (Dokter Spesialis Bedah Saraf RS EMC Tangerang).