Efek Konsumsi Paracetamol Selama Kehamilan

Ketika seorang ibu hamil demam atau merasakan sakit kepala, kemungkinan akan langsung berpikir untuk meredakannya dengan minum obt paracetamol yang bisa dibeli bebas tanpa resep dokter.

Paracetamol memang menjadi obat yang paling sering digunakan untuk mengatasi rasa demam, rasa nyeri, sakit kepala, sakit gigi, sakit otot maupun sendi. Namun yang menjadi pertanyaan adalah amankah konsumsi paracetamol selama hamil?

Penggunaan paracetamol selama kehamilan

Paracetamol sediaan oral (yang diminum) termasuk dalam kategori B menurut FDA (Food and Drug Administration) Artinya penelitian pada binatang percobaan tidak menunjukan adanya risiko terhadap janin, namun belum dilakukan penelitian pada ibu hamil. Sedangkan paracetamol sediaan intravena ( yang disuntikan) termasuk dalam kategori C menurut FDA. Artinya, penelitian pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada penelitian terkontrol pada wanita hamil.

Meskipun paracetamol relatif aman untuk ibu hamil terutama pada kehamilan trimester kedua dan ketiga, akan lebih baik bila ibu hamil berkonsultasi dulu dengan dokter kandungan sebelum mengkonsumsinya, mengingat bahwa paracetamol termasuk dalam salah satu obat yang bisa menembus sawar placenta, sehingga penggunaannya dalam jangka waktu lama selama kehamilan atau kombinasi dengan obat lain tetap perlu diperhatikan.

Hasil penelitian paracetamol pada hewan percobaan

Pada tahun 2014 dan 2015 dilakukan sebuah penelitan untuk mengetahui hubungan antara paracetamol dan risiko terjadinya Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Hasil penelitian ditemukan adanya peningkatan risiko pada ibu hamil yang menggunakan paracetamol selama kehamilan. Namun faktor lain yang mempengaruhi timbulnya ADHD pada anak seperti infeksi atau riwayat gangguan jiwa pada keluarga belum dapat disingkirkan sehingga hasil tersebut tidak memiliki makna klinis yang signifikan

Pada penelitian di hewan, ditemukan adanya penurunan fertilitas pada jantan dan betina, yang disimpulkan dari penurununan massa testiskel, spermatogenesis, dan lokasi implantasi. Korelasi antara penggunan paracetamol dengan kelainan kongenital, keguguran, atau dampak lain pada kehamilan dan kelahiran, belum ditemukan pada manusia.

Penelitian pada tikus menunjukan dengan pemberian paracetamol 15-60mg/kbBB dapat meningkatkan inflamasi pada saluran napas yang dapat meningkatkan risiko penyakit asma dan penyakit paru obstruksif. Namun penelitian  terkontrol pada ibu hamil belum dilakukan.

 

 

Dosis paracetamol untuk ibu hamil

Sediaan yang mengandung paracetamol murni di rekomendasikan untuk di minum 3-4 kali 500mg dalam 1 hari. Namun pada beberapa obat, selain kandungan paracetamol, di kombinasikan juga dengan cafein untuk meningkatkan kasiatnya sebagai pereda nyeri. Perlu diingat bahwa dosis maksimal cafein utk seorang ibu hamil adalah 200mg perhari. Apabila dosis cafein lebih dari 200mg/hari akan meningkatkan risiko keguguran dan gangguan pertumbuhan janin

Pada beberapa sediaan obat demam, dicampurkan juga obat batuk dan pilek. Sebelum menggunakan obat yang komposisinya terdiri dari beberapa bahan, penggunaaannya harus di konsultasikan dulu dengan dokter kandungan

Rekomendasi

-harus lebih berhati hati untuk menggunakan obat obatan selama hamil terutama selama trimester 1 (3 bulan pertama kehamilan). Kondisi seperti batuk, pilek, dan nyeri ringan tidak selalu ditangani dengan obat obatan. Jika terpaksa harus minum obat mulailah dari dosis yang rendah dan dalam waktu singkat

- sebaiknya ibu hamil mempertimbangkan alterntif lain untuk mengatasi rasa nyeri seperti dengan istirahat yang cukup atau mengkonsumsi bahan bahan alamiah seperti jahe, kunyit dan kayu manis

Artikel ditulis oleh dr. Johanes Taolin Sp.OG (Spesialis Kebidanan Kandungan RS EMC sentul).