Disebabkan oleh Bakteri, Berikut Gejala Penyakit Sifilis

Sifilis (sipilis) merupakan infeksi menular seksual/IMS yang disebabkan oleh bakteri bernama Treponema pallidum. Sering pula dikenal dengan raja singa, penyakit ini biasanya dimulai dengan munculnya luka pada beberapa bagian tubuh seperti pada alat kelamin, rektum, maupun mulut. Awalnya luka ini tidak menimbulkan rasa nyeri, namun dapat menyebar melalui kontak dengan luka tersebut. Sifilis menjadi penyakit yang perlu diwaspadai karena dapat merusak organ tubuh bagian dalam seperti otak, jantung, maupun ditularkan dari ibu hamil kepada janin, sehingga diperlukan pengobatan yang tepat dan cepat. 

Apa yang menjadi penyebab sifilis?

Sifilis disebabkan oleh bakteri bernama Treponema pallidum dan seseorang dapat terjangkit bakteri tersebut melalui hubungan seksual dengan penderita sifilis. Selain itu, bakteri juga dapat ditularkan melalui adanya kontak fisik dengan luka yang ada di tubuh penderita sifilis. Dalam beberapa kasus lain yang jarang terjadi, sifilis dapat pula menyebar ketika berciuman. Namun, bakteri ini tidak akan menyebar dengan menggunakan barang-barang yang sama seperti toilet, bak mandi, pakaian, maupun peralatan makan.

Bagaimana gejala sifilis?

Gejala sifilis terbagi menjadi lima tahapan berdasarkan tahapan perkembangan penyakit, diantaranya:

  • Sifilis primer
    Umumnya, gejala pada sifilis primer muncul pada 10-90 hari setelah penderita tertular oleh bakteri penyebab sifilis. Gejala dimulai dengan kemunculan luka kecil (chancre) tidak terasa sakit pada bagian masuknya bakteri ke dalam tubuh, biasanya pada daerah sekitar kelamin. Selain itu, luka juga dapat muncul pada bagian-bagian yang tidak terlihat seperti pada bagian dalam vagina, dubur, maupun mulut. Biasanya, luka akan menghilang dengan sendirinya dalam 3-6 minggu dan berkembang menjadi sifilis sekunder jika tidak diobati.
  • Sifilis sekunder
    Gejala pada sifilis sekunder muncul beberapa minggu setelah hilangnya luka pada sifilis primer. Adapun gejala yang muncul berupa ruam pada bagian tubuh manapun, seperti pada telapak tangan dan kaki. Dalam beberapa kasus, ruam yang muncul disertai dengan kutil pada area kelamin atau mulut tetapi tidak menimbulkan rasa gatal. Ruam tersebut dapat berwarna merah maupun merah kecoklatan dan akan terasa kasar, namun terlihat samar. Pada tahap ini, gejala juga dapat disertai oleh gejala lain seperti demam, lemas, nyeri otot, sakit tenggorokan, kerontokan rambut, pusing, pembengkakan kelenjar getah bening, maupun penurunan berat badan. Sama seperti tahap primer, ruam dapat menghilang tanpa diobati dan akan muncul berulang kali setelahnya. Jika tidak diobati dengan tepat, maka infeksi dapat berlanjut hingga tahap laten.
  • Sifilis laten
    Pada tahap ini, bakteri tetap ada namun tidak bergejala selama bertahun-tahun. Infeksi masih dapat ditularkan selama 12 pertama tahapan sifilis laten, namun infeksi menjadi tidak dapat ditularkan setelah 2 tahun atau 24 bulan tahapan sifilis laten. Jika tidak diobati, infeksi ini nantinya akan berkembang menjadi tahap sifilis paling berbahaya yaitu sifilis tersier.
  • Sifilis tersier
    Dalam tahap ini, infeksi muncul setelah 10-30 tahun terjadinya infeksi pertama. Sifilis pada tahap ini ditandai dengan terjadinya kerusakan pada organ permanen dan dapat berakibat fatal bagi penderitanya.
  • Sifilis kongenital
    Sifilis kongenital merupakan sifilis bawaan yang ditularkan oleh ibu hamil pada janinnya, baik itu sejak dalam kandungan atau ketika persalinan. Kondisi ini tidak jarang menjadi penyebab dari komplikasi-komplikasi serius dalam kehamilan, seperti keguguran, kematian janin, hingga kematian bayi beberapa saat setelah dilahirkan. Dan jika bayi berhasil hidup, bayi berpotensi mengalami ruam pada beberapa bagian tubuhnya seperti pada telapak tangan dan kaki, serta dapat menimbulkan beberapa komplikasi serius seperti kelainan bentuk tulang/gigi, anemia, hingga meningitis.

Itulah deretan penyebab hingga gejala dari penyakit sifilis berdasarkan tahapan perkembangannya. Jika Anda atau kerabat terdekat Anda aktif secara seksual, terutama aktivitas seksual berisiko (berhubungan seksual dengan bergonta-ganti pasangan dan tanpa menggunakan pengaman), lakukanlah pemeriksaan penyakit sifilis setiap 3 bulan hingga 1 tahun sekali. Dan jika terdapat luka atau ruam, segera periksakan diri ke dokter terpercaya untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Artikel ditulis oleh dr. Hadi Firmansyah, Sp.KK, M.Kes (Spesialis Kulit dan Kelamin RS EMC Cikarang).