Sejumlah varian telah muncul selama pandemi, dan beberapa di antaranya menjadi perhatian kesehatan masyarakat karena potensi peningkatan transmisi, keparahan penyakit, atau kemampuan untuk menghindari kekebalan yang diperoleh dari vaksinasi atau infeksi sebelumnya. Varian yang ditemukan saat ini adalah JN.1.
Varian virus corona JN.1 merupakan turunan dari varian BA.2.86, yang juga dikenal sebagai varian Pirola dari Omicron. Varian ini pertama kali terdeteksi di Amerika Serikat pada September 2023 dan sejak itu menjadi varian virus paling umum yang menyebar di seluruh negara. Pada pertengahan Desember, JN.1 menyumbang 44% dari kasus COVID-19 di seluruh negeri, meningkat dari sekitar 7% pada awal bulan tersebut. Di Inggris, JN.1 menyumbang sekitar 7% dari tes positif COVID-19.
Gejala infeksi varian baru covid JN.1 mirip dengan varian COVID-19 sebelumnya, termasuk batuk, demam, nyeri tubuh, dan kelelahan. Meskipun saat ini merupakan varian yang paling cepat berkembang di Amerika Serikat, menyumbang 15-29% dari infeksi, CDC belum mengetahui apakah JN.1 berkontribusi pada peningkatan kasus COVID-19 belakangan ini.
Mengenal Gejala Covid-19 JN.1
Varian COVID-19 JN.1 dapat menimbulkan gejala yang mirip dengan flu dan gejala umum COVID-19. Beberapa gejala yang dialami oleh penderita COVID-19 Varian JN.1 antara lain:
- Demam atau menggigil
- Batuk hingga sesak napas
- Kelelahan
- Nyeri otot atau badan
- Pilek
- Sakit kepala
- Sariawan
- Hilangnya kemampuan mencium atau hidung tersumbat
- Sakit tenggorokan
- Mual, muntah, atau diare
Gejala yang Lebih Parah:
- Kesulitan bernapas atau rasa tertekan di dada
- Kebingungan atau sulit terbangun
- Warna kulit atau bibir kebiruan
Jika seseorang mengalami gejala-gejala tersebut, disarankan untuk melakukan tes swab untuk memastikan adanya infeksi COVID-19 Varian JN.1
Cara Mencegah COVID-19
Untuk mencegah penularan COVID-19, terutama varian JN.1, Anda dapat mengikuti langkah-langkah pencegahan berikut:
- Mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air, atau menggunakan hand sanitizer berbasis alkohol.
- Mengurangi kontak dengan orang yang sakit, serta menjaga jarak fisik minimal 1 meter.
- Menjaga etika batuk dan bersin dengan menutup mulut dan hidung menggunakan siku bagian dalam atau tisu.
- Memakai masker, terutama di tempat-tempat umum atau saat berinteraksi dengan orang lain.
- Menjauhi kerumunan dan ruangan yang kurang ventilasi.
Dengan mematuhi langkah-langkah tersebut, diharapkan dapat membantu dalam mencegah penularan COVID-19, termasuk varian JN.1
Penting untuk diingat bahwa gejala COVID-19 dapat muncul 2-14 hari setelah paparan virus. Selain itu, beberapa orang mungkin memiliki infeksi tanpa menunjukkan gejala atau hanya mengalami gejala ringan.
Langkah-Langkah Mengelola Penyebaran Virus
Jika seseorang sudah terpapar COVID-19, langkah-langkah yang diambil dapat membantu mengelola gejala, mencegah penyebaran virus, dan mempromosikan pemulihan. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil:
- Isolasi diri.
- Minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi.
- Istirahat yang cukup untuk membantu tubuh melawan infeksi.
- Jika belum divaksinasi, pertimbangkan untuk mendapatkan vaksin COVID-19 jika diperbolehkan oleh petugas kesehatan setempat. Vaksinasi dapat membantu melindungi dari gejala yang parah.
- Cuci tangan secara teratur dengan sabun dan air selama minimal 20 detik.
- Gunakan masker jika harus berinteraksi dengan orang lain atau berada di ruang bersama.
Ikuti panduan karantina yang dianjurkan oleh petugas kesehatan setempat untuk memastikan tidak menyebarkan virus kepada orang lain.
Jika gejala semakin parah atau berlanjut, segera hubungi dokter untuk mendapatkan bantuan medis lebih lanjut. Selalu penting untuk mengikuti pedoman dan rekomendasi yang diberikan oleh otoritas kesehatan setempat dan mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi diri sendiri dan orang lain.
Artikel ditulis oleh dr.Salva Badjarad, Sp.P (Dokter Spesialis Paru & Pernapasan RS EMC Tangerang).