Cedera Tendon Achilles

Cedera Tendon Achilles merupakan cedera yang umum terjadi pada individu yang aktif secara fisik, terutama atlet. Cedera Tendon Achilles memiliki dampak yang signifikan pada mobilitas dan performa seseorang. Oleh karena itu, penting untuk memahami peran aktivitas fisik dan olahraga dalam terjadinya cedera ini.

Tendon Achilles adalah tendon yang terletak di bagian belakang kaki dan merupakan tendon yang paling besar pada tubuh manusia. Tendon ini menghubungkan otot betis (otot gastrocnemius dan soleus) dengan tulang tumit (calcaneus). Tendon Achilles memainkan peran penting dalam gerakan kaki, terutama aktivitas yang melibatkan plantar fleksi (gerakan mendorong kaki ke bawah). Tendon ini menghasilkan kekuatan dan daya dorong yang diperlukan untuk berjalan, berlari, melompat, dan melakukan aktivitas fisik lainnya. Selain itu, tendon ini juga berperan dalam menjaga keseimbangan dan stabilitas kaki saat berdiri. Cedera Tendon Achilles sering terjadi akibat gerakan ke atas yang tiba-tiba dari kaki yang sedang berada pada posisi di bawah.

Gejala dan Pemeriksaan Cedera Tendon Achilles

Gejala yang paling umum adalah nyeri pada tumit dan gerakan kaki menjadi lemah terutama gerakan ke bawah sehingga kesulitan berjalan. Pasien juga mendengar suara ketika tendon ini mengalami cedera/terputus. Gejala lainnya dapat ditemukan bengkak dan memar pada daerah di atas tumit dan teraba celah pada bagian yang terputus.

Untuk menegakkan diagnosa Cedera Tendon Achilles biasanya dilakukan pemeriksaan oleh dokter yang dikonfirmasi dengan pemeriksaan penunjang seperti ultrasonografi (USG), rontgen dan MRI.

Jenis Cedera Tendon Achilles

Terdapat dua jenis cedera yang umum terjadi pada Tendon Achilles:

  1.       Cedera tendon Achilles sebagian (parsial)

Tendon mengalami kerusakan sebagian, namun tidak terputus sepenuhnya.

  1.       Cedera tendon Achilles total (komplit)

Tendon sepenuhnya putus, memisahkan otot betis dari tulang tumit. Cedera ini sering kali memerlukan intervensi medis yang lebih serius dan mungkin membutuhkan operasi.

Faktor Risiko Cedera Tendon Achilles

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko terjadinya cedera tendon Achilles, antara lain:

  1.       Usia

Lebih umum terjadi pada individu di atas usia 30 tahun.

  1.       Aktivitas fisik intens

Olahraga dan aktivitas fisik yang melibatkan gerakan melompat, berlari, atau berputar cepat dapat meningkatkan risiko cedera (sepak bola, bola basket, tenis, badminton, voli, olahraga dengan aktivitas melompat dan lari jarak jauh).

  1.       Kurangnya pemanasan dan peregangan

Pemanasan dan peregangan yang tidak memadai dapat menyebabkan tendon yang kaku menjadi  rentan terhadap cedera.

  1.       Kekuatan otot yang tidak seimbang

Ketidakseimbangan antara kekuatan otot betis dan otot sekitarnya dapat mempengaruhi beban yang diterima oleh tendon Achilles. Kelemahan atau kekurangan fleksibilitas pada otot-otot tersebut dapat meningkatkan risiko cedera.

  1.       Genetik

Beberapa individu mungkin memiliki faktor genetik yang membuat mereka lebih rentan terhadap cedera.

  1.       Peningkatan durasi dan intensitas latihan secara tiba-tiba.
  2.       Penggunaan sepatu yang tidak tepat.
  3.       Riwayat konsumsi atau suntikan obat-obatan tertentu.

Pencegahan Cedera Tendon Achilles

Cara berolahraga yang benar sangat penting dalam mencegah cedera tendon Achilles. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah cedera meliputi:

  •         Pemanasan

Meliputi gerakan peregangan otot dan tendon untuk mempersiapkan tendon Achilles agar siap untuk gerakan yang lebih intens.

  •         Latihan kekuatan dan fleksibilitas

Melakukan latihan khusus yang bertujuan untuk memperkuat otot betis, meningkatkan fleksibilitas, dan meningkatkan stabilitas kaki.

  •         Peningkatan intensitas secara bertahap

Hindari meningkatkan intensitas olahraga secara tiba-tiba. Berikan waktu bagi tendon Achilles untuk beradaptasi dengan beban yang lebih berat atau gerakan yang lebih intens secara bertahap.

  •         Teknik gerakan yang benar

Pelajari dan terapkan teknik gerakan yang benar dalam olahraga atau aktivitas fisik Anda.

  •         Durasi olahraga

Aktivitas olahraga yang berkepanjangan tanpa istirahat yang cukup dapat menyebabkan kelelahan pada tendon Achilles dan meningkatkan risiko cedera.

  •         Penggunaan peralatan pelindung

Dalam beberapa olahraga, penggunaan peralatan pelindung yang tepat dapat membantu mencegah cedera. Contohnya menggunakan sepatu dengan bantalan dan dukungan tambahan di bagian tumit untuk mengurangi beban pada tendon.

Manajemen Cedera Tendon Achilles

  1. Pendekatan konservatif
    Istirahat: Dapat memberikan waktu yang cukup bagi tendon untuk pulih dan menghindari aktivitas yang membebani tendon Achilles.

  2. Pendekatan bedah
    Indikasi dan prosedur operasi: Pada beberapa kasus cedera tendon Achilles, terutama pada cedera/putus total diperlukan pendekatan bedah. Prosedur operasi melibatkan penyambungan kembali tendon atau penggunaan donor/graft tendon dari bagian tubuh lain untuk memperkuat area yang cedera. Pemulihan pasca operasi melibatkan imobilisasi dengan gips atau brace khusus yang memungkinkan tendon sembuh secara optimal.

  3. Fisioterapi dan rehabilitasi
    Memiliki peran yang penting dalam pemulihan cedera tendon Achilles. Ini melibatkan latihan khusus yang bertujuan untuk menguatkan otot-otot sekitar tendon, meningkatkan fleksibilitas, dan memperbaiki koordinasi gerakan. Fisioterapis dapat memberikan panduan dalam menjalankan program rehabilitasi yang tepat dan secara bertahap memperkenalkan latihan gerakan dan beban. Fisioterapi dan rehabilitasi pasca operasi bertujuan untuk mengembalikan kekuatan, fleksibilitas, dan fungsi normal pada tendon Achilles.

Kesimpulan

Penting untuk diingat bahwa cedera tendon Achilles dapat memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan dan fungsi gerakan kaki. Oleh karena itu, pencegahan cedera melalui perhatian terhadap aktivitas fisik dan cara berolahraga yang benar sangat penting bagi individu yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Jika terjadi cedera, penanganan yang tepat, seperti pendekatan konservatif atau pendekatan operatif dapat membantu pemulihan yang lebih baik dan mengurangi komplikasi.

Artikel ditulis oleh dr. Rudi Hadinata, M.Ked, Sp.OT (K) Hip & Knee (Spesialis Ortopedi & Traumatologi, Konsultan Hip & Knee RS EMC Cibitung).