Berikut Jenis-jenis Kelainan Sperma pada Pria yang Perlu Dikenali

Seringkali tidak diperhatikan, kelainan pada sperma dapat menimbulkan masalah ketika seseorang ingin memiliki buah hati, salah satunya adalah resiko untuk mengalami infertilitas atau gangguan kesuburan. Dalam menilai kesehatan dan kualitas sperma, sebagian orang mengukur kekentalan dan jumlahnya melalui pemeriksaan di laboratorium. Namun selain kedua faktor tersebut, terdapat faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi kualitas sperma yang meliputi jumlah, bentuk, serta pergerakan sperma. Ketika terjadi masalah atau perbedaan dari satu dari tiga faktor tersebut, maka dapat dikatakan bahwa ada kelainan pada sperma.

Apa Saja Syarat Agar Sperma Dikatakan Sehat?

Sperma dapat dinyatakan sehat (normozoospermia) apabila memenuhi beberapa syarat setelah dilakukan pemeriksaan melalui laboratorium, diantaranya:

  • Volume air mani berada di nilai 1,4-1,7ml
  • Terdapat sebanyak 33-46 juta sel sperma yang terkandung dalam air mani
  • Konsentrasi sperma sebesar 12-16 juta/ml
  • Persentase total motilitas/pergerakan sperma berada pada 38-42%
  • Persentase motilitas/gerakan progresif sperma berada pada 31-34%
  • Persentase vitalitas berada pada 55-63%
  • Persentase morfologi/bentuk sperma antara 3-4%

Apa Saja Jenis Kelainan Pada Sperma?

Terdapat setidaknya 9 jenis kelainan pada sperma yang perlu dikenali, diantaranya

  1. Asthenozoospermia
    Asthenozoospermia merupakan kondisi kelainan yang berupa terjadinya penurunan pada pergerakan sperma. Dalam kondisi normal, sperma akan bergerak dengan cepat dan lurus ke depan. Sedangkan bagi para penderita asthenozoospermia, kecepatan pergerakan sperma dapat menurun. Terdapat beberapa hal yang dapat menjadi penyebab dari kondisi ini mulai dari keadaan genetik, kebiasaan merokok, trauma pada bagian panggul, hingga varikokel.
  2. Teratozoospermia
    Teratoozoospermia merupakan kondisi ketika bentuk sperma yang keluar tidak normal sehingga mengakibatkan adanya penurunan pada gerak sperma dan berujung kegagalan untuk masuk ke dalam sel telur. Ketidaknormalan tersebut dapat ditandai dengan jumlah kepala atau ekor sperma yang berjumlah lebih dari satu. Hingga saat ini, belum ada cara yang spesifik untuk menangani kondisi teratozoospermia. Namun penderita dari kelainan ini disarankan untuk menjalankan pola hidup yang lebih sehat.
  3. Hypospermia
    Hypospermia merupakan kondisi ketika jumlah air mani yang dikeluarkan berjumlah sedikit, bahkan kurang dari 1,5ml. Secara umum, kondisi ini tidak menyebabkan infertilitas. Namun kondisi ini menjadi perlu diperhatikan apabila jumlah air mani yang sedikit diikuti dengan konsentrasi sperma yang rendah pula dikarenakan hal tersebut dapat berujung pada infertilitas.
  4. Hyperspermia
    Berbanding terbalik dengan hypospermia, hyperspermia merupakan kondisi dimana jumlah cairan mani yang keluar melebihi volume normal sampai >15,5 ml. Kondisi ini jarang ditemui dan tidak selalu menyebabkan masalah kesuburan dan tidak perlu diobati jika tidak mempengaruhi kesuburan.
  5. Oligozoospermia
    Oligozoospermia merupakan kondisi yang terjadi ketika sel sperma yang dikandung oleh air mani berjumlah sedikit dan dapat berujung pada gangguan kesuburan. Konsentrasi sperma yang dapat dinyatakan sebagai oligozoospermia adalah di bawah 20 juta sperma/ml dan hal ini disebabkan oleh berbagai faktor. Adapun faktor penyebab kondisi ini ialah adanya varikokel, infeksi, masalah ejakulasi, maupun konsumsi obat-obatan tertentu.
  6. Azoospermia
    Azoospermia merupakan kondisi dimana air mani yang keluar tidak mengandung sperma. Padahal untuk membuahi sel telur diperlukan banyak sperma dikarenakan tidak semua sel sperma dapat bertahan hidup. Terdapat beberapa penyebab dari kondisi ini, diantaranya adalah gangguan hormonal, kelainan genetik, atau sumbatan pada saluran reproduksi. Sebagian dari kasus azoospermia masih dapat diatasi sesuai dengan penyebabnya.
  7. Leukocytospermia
    Leukocytospermia, atau yang biasa juga dikenal dengan pyosermia merupakan kondisi dimana air mani yang keluar mengandung banyak sel darah putih. Adapun sel darah putih tersebut dapat menurunkan kesuburan dikarenakan sperma yang menjadi rusak. Adanya gangguan ini dapat menjadi salah satu pertanda munculnya infeksi atau penyakit autoimun dalam tubuh.
  8. Aspermia
    Dalam kelainan aspermia, penderitanya tidak mengeluarkan air mani dan sperma ketika sedang ejakulasi. Namun meskipun demikian, penderita tetap dapat merasakan orgasme. Faktor yang menjadi penyebab aspermia cukup beragam, seperti adanya ketidakseimbangan pada hormon, disfungsi seksual, kecacatan pada saluran reproduksi, kelainan dalam genetik, atau adanya ejakulasi retrograde. Dalam kasus-kasus tertentu, aspermia dapat diatasi dengan mengobati penyebabnya.
  9. Necrozoospermia
    Necrozoospermia merupakan salah satu penyebab kemandulan pria, dimana sel sperma di dalam air mani mati sehingga tidak dapat melakukan pergerakan. Adapun persentase terjadinya kasus ini masih minim sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui penyebab dan cara menindaklanjuti kondisi necrozoospermia.

Itulah beberapa jenis kelainan pada sperma yang perlu dikenali. Segera periksakan dan konsultasikan pada dokter terpercaya jika Anda ingin mengetahui kondisi sperma Anda.

Artikel ditulis oleh dr. H. Endro Purwoko, Sp.And (Spesialis Andrologi RS EMC Tangerang).