Bahaya di Balik Gangguan Ereksi dan Penanganannya

Apa itu Gangguan Ereksi?

Gangguan ereksi merupakan kondisi ketika terjadinya ketidakmampuan untuk mendapatkan dan/atau mempertahankan ereksi dengan tujuan kepuasan seksual. Disfungsi ereksi ini kerap kali menjadi momok bagi para pria yang sebaiknya diatasi dengan cepat. Namun, tidak sedikit penderita gangguan ereksi yang justru enggan memeriksakan kondisinya karena malu.

Apa penyebab Gangguan Ereksi?

Penyebab dari gangguan ereksi terbagi menjadi dua, yaitu faktor psikogenik dan faktor organik. Faktor psikogenik biasanya disebabkan karena masalah psikis seperti stres, depresi, ataupun karena memiliki masalah personal dengan pasangan. Faktor organik dapat disebabkan oleh masalah kondisi medis yang terjadi pada pasien. Contohnya adalah terjadinya gangguan hormon, penyakit kencing manis, ataupun karena dampak dari riwayat obat-obatan yang dikonsumsi.

Kapan harus memeriksakannya ke dokter?

Apabila gangguan ereksi telah terjadi selama tiga bulan atau ketika kondisi sudah mengganggu, maka sebaiknya segera memeriksakannya ke dokter agar bisa mendapatkan early detection, sehingga faktor terjadinya disfungsi ereksi dapat segera ditangani dengan baik. Semakin lama diabaikan, maka akan semakin berat pula gangguan dari fungsi ereksi tersebut.

Bagaimana gejalanya?

Gejala pertama yang dirasakan biasanya adalah tidak adanya ereksi di pagi hari atau ereksi tidak cukup keras untuk melakukan penetrasi dan mempertahankannya sampai ejakulasi. Apabila hal tersebut terjadi berturut-turut setiap mencoba untuk berhubungan badan beberapa kali, maka sebaiknya segera mengunjungi dokter karena bisa saja terjadi gangguan ereksi.

Bagaimana penanganan sebelum ke dokter?

Pada kondisi gangguan ereksi, self-medication sangat tidak dianjurkan. Obat-obatan herbal biasanya justru dapat menimbulkan efek samping seperti penyakit liver yang juga dapat  memicu terjadinya gangguan ereksi menjadi lebih parah. Namun, yang mungkin dapat dilakukan adalah dengan menerapkan lifestyle-modification, dengan cara menjalankan pola hidup yang lebih sehat dan rajin berolahraga. Karena dengan menerapkan active-lifestyle dengan cara berolahraga dapat menghasilkan hormon testosteron yang dapat membantu ereksi.

Apakah rokok dapat menyebabkan terjadinya gangguan ereksi?

Ya, karena zat radikal bebas yang terkandung dalam rokok dapat merusak fungsi endotel pembuluh darah di penis sehingga dapat menyebabkan terjadinya disfungsi atau gangguan ereksi. Namun, bukan berarti semua perokok akan terkena disfungsi ereksi, tetapi hal tersebut dapat menjadi salah satu faktor resiko utama terjadinya disfungsi ereksi.

Siapa saja yang dapat menjadi penderita disfungsi ereksi?

Disfungsi ereksi dapat menimpa semua laki-laki dari beragam usia. Namun, lebih banyak kondisi gangguan ereksi terjadi pada laki-laki dewasa yang berusia di atas 40 tahun. Tetapi, disfungsi ereksi juga dapat terjadi pada laki-laki di bawah usia 40 tahun.

Bagaimana cara penanganannya?

Untuk melakukan penanganan dari gangguan ereksi harus diketahui terlebih dahulu apa yang menjadi faktor terjadinya gangguan ereksi. Apabila terjadi karena faktor psikis, maka akan dianjurkan untuk melakukan konseling dan ditangani oleh psikiater. Namun, apabila gangguan ereksi terjadi karena faktor organik, maka harus diobati dengan obat-obatan yang sesuai dengan masalah yang terjadi. Langkah terakhir pada penanganan gangguan ereksi yang cukup parah adalah dilakukannya operasi.

Memiliki pola hidup yang sehat merupakan hal yang penting untuk dilakukan agar dapat terhindar dari gangguan ereksi. Apabila Anda merasakan gejala dari gangguan ereksi, maka sebaiknya jangan takut untuk segera mengunjungi dokter agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat. Sebaiknya, hindari pengobatan alternatif yang belum terjamin keamanannya. Anda dapat mengunjungi RS EMC untuk mendapatkan penanganan dari dokter yang kompeten.

Artikel ditulis oleh dr. Isaac Ardianson Deswanto, Sp.U (Dokter Spesialis Bedah Urologi RS EMC Tangerang).