Bagaimana deteksi dini stroke

Bagaimana deteksi dini stroke

Untuk mengetahui apakah seseorang terkena stroke dan/atau berisiko terkena stroke, deteksi dini menjadi langkah paling tepat untuk meminimalisir risiko dan sebagai tindakan pencegahan. Pasien dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan elektrokardiografi (EKG), tekanan darah, kolesterol, gula darah, fungsi ginjal, MRI-MRA Brain, USG Carotis secara berkala. 

  1. EKG dilakukan untuk memeriksa aktivitas listrik jantung untuk mengetahui adanya gangguan irama jantung. Ketika jantung mengalami gangguan irama, maka jantung akan berdetak secara tak beraturan (aritmia). Aritmia, dapat menyebabkan pembentukan gumpalan darah di dalam bilik jantung. Gumpalan darah ini bisa sewaktu-waktu berpindah ke otak dan menyebabkan stroke.
  2. Tekanan darah untuk mendeteksi adanya risiko darah tinggi (hipertensi). Tekanan darah tinggi juga merupakan faktor risiko utama terjadinya stroke, karena dapat menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah yang menuju ke otak dan di dalam otak itu sendiri.
  3. Kolesterol untuk mendeteksi adanya risiko penyempitan pembuluh darah. 
  4. Gula darah untuk mendeteksi risiko diabetes yang dapat menyebabkan terbentuknya sumbatan dan deposit lemak di pembuluh darah. Ketika pembuluh darah tersumbat, suplai oksigen dan darah ke otak akan terganggu sehingga terjadilah penyakit stroke.
  5. Fungsi ginjal dilakukan untuk deteksi adanya kerusakan ginjal, yang berfungsi menyaring dan membersihkan darah. Saat terjadi penurunan fungsi ginjal, gangguan metabolism seperti anemia, gangguan pembekuan darah, penyumbatan pembuluh darah meningkat, sehingga dapat menyebabkan stroke.
  6. MRI-MRA Brain, dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan MRA jika memiliki gejala seperti sakit kepala berdenyut-denyut yang sering timbul berulang-ulang di tempat yang sama, merasakan makin lama makin sakit (progresif). MRA dapat mendeteksi penyempitan atau pengerasan pembuluh darah dan kelainan pembuluh darah seperti aneurisma. Hasil MRA memberikan solusi yang cukup baik dan sangat bermanfaat untuk menghasilkan pencitraan pembuluh darah otak.
  7. USG Doppler Carotid, untuk memeriksa arteri karotis yang menyempit. Arteri karotis biasanya menyempit oleh penumpukan plak, yang terdiri dari lemak, kolesterol, kalsium dan zat lain yang beredar di aliran darah sehingga dapat menyebabkan stroke

Bagaimana pengobatannya

Stroke memerlukan tindakan darurat medis (medical emergency) pada masa emasnya (golden period) setelah terjadinya gejala awal stroke. Penanganan segera diperlukan untuk mencegah terjadinya kerusakan tetap atau kecacatan yang lebih parah yang bisa mengakibatkan kematian. 4,5 jam adalah periode emas untuk mengurangi risiko kematian dan kecacatan permanen. Selain itu pasien juga perlu melakukan CT Scan agar diketahui jenis strokenya.