Atasi Cedera Lutut Saat Berolahraga dengan Arthroscopy

Melakukan aktivitas fisik seperti olahraga minimal 30 menit setiap harinya sangat dianjurkan oleh Pemerintah seperti yang tertuang pada program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Aktivitas ini dapat membantu dalam meningkatkan daya tahan serta kebugaran tubuh. Terdapat banyak jenis aktivitas dalam olahraga seperti bersepeda, berenang, berlari, dan lainnya. Olahraga berguna untuk berbagai hal seperti: rekreasi, prestasi, amatir, profesional, bisnis, pekerjaan.Kesadaran berolahraga makin tumbuh bahkan tidak sedikit atlet-atlet profesional bermunculan dari kalangan masyarakat yang pada mulanya hanya sekedar berolahraga biasa saja.

Apa Itu Cedera Lutut?

Salah satu cedera olahraga (Sport Injury) yang paling umum terjadi adalah cedera lutut. Cedera lutut adalah kondisi kerusakan atau adanya robekan yang terjadi pada ligamen lutut anterior. Pada umumnya, penderita yang mengalami cedera lutut akan merasakan rasa nyeri, memar, atau bengkak pada lututnya. Hal tersebut biasanya terjadi ketika beberapa saat setelah penderita mengalami cedera lutut.

Pertolongan pertama saat cedera

Dengan tujuan olahraga untuk meningkatkan kebugaran serta kesehatan tubuh, sayangnya tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan ini tidaklah luput dari ancaman cedera atau sport injury. Salah satu cedera yang paling umum terjadi adalah cedera lutut. Cedera ini hendaknya ditangani sedini mungkin agar tidak menimbulkan kerusakan yang lebih parah.

Ketika Anda mengalami cedera lutut saat olahraga, anda disarankan untuk segera melakukan metode RICE, yaitu :

  • REST, istirahat selama 48 jam tanpa melakukan olahraga.
  • ICE, pemberian kompres dingin pada daerah yang mengalami cedera.
  • COMPRESSION, daerah cedera kemudian dibalut dan ditekan.
  • ELEVATION, bagian yang mengalami cedera diletakkan pada permukaan yang lebih tinggi untuk mengurangi terjadinya pembengkakan.

Metode Arthroscopy untuk atasi cedera tingkat lanjut

Setelah serangkaian metode RICE, sebaiknya Anda segera memeriksakan diri anda ke dokter spesialis ortopedi. Pemeriksaan radiologi dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya kerusakan pada bagian dalam daerah yang mengalami cedera. Bila ditemukan adanya kerusakan organ-organ dalam lutut, diskusikan dengan dokter spesialis ortopedi anda untuk ditangani.

Setelah diketahui dengan pasti kerusakan yang terjadi maka tindakan selanjutnya adalah memperbaiki kerusakan organ lutut tersebut. Metode penanganan yang kini sangat banyak dianjurkan adalah arthroscopy atau teropong sendi.

Arthroscopy hanya membutuhkan luka yang sangat kecil sekitar 5 mm pada 2 atau 3 tempat yang dibuat di sekitar lutut. Cara kerja arthroscopy adalah memasukkan suatu kamera serat optik ke dalam lutut dan untuk kemudian ditampilkan di layar monitor. Melalui layar monitor inilah, dokter spesialis ortopedi mampu menilai kerusakan yang terjadi seperti putusnya ligamen atau robeknya meniscus untuk kemudian melakukan tindakan perbaikan seperti rekonstruksi ACL/ PCL maupun penjahitan meniscus.

Keunggulan metode Arthroscopy

Arthroscopy memiliki banyak keunggulan seperti :

  1. Luka yang sangat kecil sehingga jaringan yang rusak pun menjadi sedikit (minimally invasive).
  2. Perdarahan yang sangat minimal.
  3. Perawatan yang jauh lebih cepat.
  4. Pasien dapat mobilisasi kembali dengan cepat pasca dilakukannya tindakan.
  5. Kemungkinan bagian tubuh yang cedera berfungsi kembali seperti semula sangatlah besar.
  6. Memperkecil munculnya komplikasi pasca operasi

Cara kerja Arthroscopy adalah suatu kamera serat optik akan dimasukan ke dalam lutut dan dipaparkan di monitor sehingga dokter akan melihatnya dan menilainya melalui monitor tsb. Kelainan putusnya ligament atau robeknya meniscus akan terpantau di monitor dan kemudian dilakukan tindakan perbaikan seperti rekonstruksi ACL/PCL atau penjahitan meniscus.

Dengan demikian  tindakan arthroscopy sangat mungkin untuk dilakukan kepada penderita yang menginginkan kembali beraktivitas dan berolahraga tanpa rasa nyeri. Untuk menghindari cedera kembali terulang, lakukan pemanasan sebelum berolahraga dan sesuaikan intensitas olahraga dengan kondisi tubuh.

Artikel ditulis oleh dr. Bobby Nelwan, Sp.OT (Dokter Spesialis Bedah Ortopedi di RS EMC Pulomas)