Anak Menderita Flu Singapura? Berikut Cara Mengobatinya!

Flu Singapura merupakan sebuah penyakit akibat infeksi yang sangat menular. Penyakit ini termasuk dengan golongan penyakit tangan, kaki, dan mulut (Hand, Mouth and Foot Disease (HMFD)). Flu Singapura lebih sering menyerang anak-anak, terutama anak di bawah usia 10 tahun. Bahkan sering terjadi pada anak di bawah 5 tahun. Penyakit ini juga bisa menyerang orang dewasa walaupun terbilang jarang.

Gejala Flu Singapura pada umumnya diawali dengan demam 1-3 hari dan dengan munculnya lepuhan atau luka pada mulut serta ruam di tangan dan kaki. Dalam beberapa kasus, luka-luka tersebut juga muncul di siku tangan, bokong, lutut dan lipat paha. Umumnya, gejala yang timbul umumnya ringan sehingga dapat hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari.

Sebenarnya, belum ada obat ataupun vaksin yang dapat mengatasi dan mencegah penyakit flu ini. Oleh karena itu, anak yang mengidap penyakit ini perlu mendapatkan perawatan intensif di rumah agar lebih cepat untuk pulih dan dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala dan bermain dengan anak-anak sebayanya.

Penyebab Flu Singapura

Flu Singapura disebabkan oleh Strain Oxsackievirus jenis A16. Coxsackievirus adalah bagian dari kelompok virus yang disebut dengan Enterovirus. Virus jenis ini menyebar dengan mudah dari satu orang ke orang lain.

Virus akan mulai menyerang mulut, sekitar amandel dan masuk ke dalam sistem pencernaan. Pada akhirnya, virus ini akan menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Flu Singapura dapat menyebar ke orang lain melalui berbagai cara berikut ini:

  • Cairan atau droplet dari hidung maupun tenggorokan yang keluar saat bersin.
  • Air liur atau ludah yang terlempar ke udara saat batuk.
  • Cairan yang berasal dari luka melepuh.
  • Benda yang sudah terkontaminasi oleh kotoran (tinja) pengidap.

Gejala Flu Singapura

Saat terserang virus Flu Singapura, tubuh dapat menimbulkan beberapa gejala sebagai berikut:

  • Demam tinggi dan sakit tenggorokan.
  • Nafsu makan hilang.
  • Ada luka seperti lepuhan pada lidah, gusi, dan bagian dalam pipi.
  • Terdapat ruam merah.
  • Bayi dan balita mudah marah.
  • Sakit perut.

Pengobatan Flu Singapura

Flu Singapura bisa sembuh dalam kurun waktu kurang dari satu minggu atau lebih dari satu minggu tanpa penanganan di rumah sakit, cukup perawatan dengan pengobatan sesuai gejala yang muncul (Symtomatic) di rumah saja. Karena Flu Singapura ini disebabkan oleh virus, maka dalam pengobatan Flu Singapura ini tidak perlu mengonsumsi antibiotik untuk meredakannya. Adapun penanganan yang dapat dilakukan selama di rumah adalah:

  • Pemberian obat penurun demam dapat dilakukan untuk meredakan gejala demam. Namun, jangan sembarangan memberikan obat penurun demam, karena sebagian obat tidak cocok dikonsumsi oleh anak-anak. Kecuali jika telah diresepkan oleh dokter.
  • Istirahat secukupnya dan perbanyak minuman dingin untuk mengurangi rasa sakit pada tenggorokan.
  • Hindari makanan atau minuman asam dan pedas, untuk menghindari rasa perih pada luka.

Pencegahan Flu Singapura

Untuk mengurangi resiko penyebaran Flu Singapura, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu:

  • Isolasi penderita Flu Singapura hingga dinyatakan sembuh.
  • Rutin untuk membersihkan area-area yang dicurigai terkontaminasi virus.
  • Rajin mencuci tangan dengan sabun.
  • Ajarkan anak untuk tidak memasukkan apapun ke mulut sebelum mencuci tangan.
  • Jangan mencium anak yang menderita Flu Singapura.
  • Hindari berbagai peralatan atau barang pribadi dengan pengidap Flu Singapura.

Kapan Harus ke Dokter?

Flu Singapura tergolong penyakit ringan dan hanya menimbulkan demam selama beberapa hari disertai gejala ringan. Apabila anak mengalami sakit tenggorokan sampai kesulitan untuk menelan, ada baiknya untuk memeriksakan kondisi tersebut. Segera periksakan anak ke rumah sakit terpercaya apabila tak kunjung sembuh atau bahkan menjadi lebih buruk.

Segera berobat bila anak demam tinggi, karena beberapa anak timbul kejang karena suhu > 41̊ C. Beberap anak sangat rewel dan sulit makan atau minum sehingga dehidrasi dan harus dirawat.

Artikel ditulis oleh dr. Amy Diana Ruth Oppusunggu, Sp.A (Spesialis Anak RS EMC Sentul).