Polusi Udara Semakin Parah, Apa Saja Pengaruhnya bagi Paru-paru?

Menurut AirVisual, Jakarta menempati urutan ketiga sebagai kota dengan tingkat polusi udara paling tinggi di dunia. Per 24 Agustus 2018, Air Quality Index (AQI) Indonesia berada di angka 156 yang termasuk kategori udara tidak sehat. Meski AQI sifatnya dapat berubah setiap hari dan bahkan berbeda pada pagi dan malam hari, namun setiap harinya AQI kota Jakarta tidak jauh dari angka dan kategori tersebut.

Parahnya polusi udara di Jakarta bukan satu-satunya masalah udara di Indonesia. Beberapa kota lain di Indonesia, seperti Palangka Raya dan Pekanbaru juga kerap memiliki kualitas udara yang rendah akibat kebakaran hutan yang sering terjadi di musim kemarau.

Bahkan bukan hanya di Indonesia, masalah polusi udara juga telah menjadi masalah dunia. Menurut perkiraan Badan Kesehatan Dunia (WHO), sembilan dari sepuluh orang di seluruh dunia menghidup udara tercemar. WHO juga mencatat polusi udara membunuh hingga tujuh juta orang setiap tahun. Tidak heran, meski efeknya tidak langsung, terlalu sering menghirup udara tinggi polusi menyebabkan beberapa penyakit berbahaya yang mengganggu sistem pernapasan termasuk paru-paru.

Sebagai warga negara dunia yang hidup di daerah dengan tingkat pencemaran udara yang tinggi, Anda harus mengetahui penyakit apa saja yang mengancam Anda. Selain itu, Anda juga perlu memiliki pemahaman mengenai cara mencegah polusi udara merusak kondisi kesehatan Anda.

Mengutip pernyataan WHO, polusi udara memiliki andil besar terhadap tiga penyakit sistem pernapasan. Polusi udaramenyumbang angka 25 persen terhadap penyakit dan kematian akibat kanker paru, 17 persen terhadap penyakit dan kematian akibat ISPA, dan 8 persen akibat Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Dari data tersebut, kita dapat melihat bahwa kanker paru yang identik dengan aktivitas merokok ternyata juga dapat disebabkan oleh polusi udara. Risiko terserang kanker paru semakin besar jika Anda merupakan perokok yang tinggal di lingkungan tinggi polusi udara.

Sementara itu, ISPA akibat polusi udara sangat mudah menyerang kelompok yang memiliki daya tahan tubuh rendah, seperti bayi, anak, orang lanjut usia, dan Anda atau orang terdekat yang memiliki penyakit kronik. Bila penderita ISPA terus tinggal di tempat berpolusi udara, dapat terjadi peradangan dan kerusakan pada paru-paru.

Tidak kalah berbahayanya dengan kanker paru, PPOK merupakan penyakit paru-paru lainnya akibat pencemaran udara. PPOK merupakan penyakit permanen atau tidak dapat disembuhkan. PPOK terjadi saat paru-paru meradang, rusak, mengalami penyempitan akibat polutan dari asap knalpot dan gas buang pabrik.

Selain ketiga penyakit tersebut, peneliti dari Universitas Leicester, Inggris, menemukan dampak lain dari paparan partikel polusi udara terhadap fungsi paru-paru. Jika tubuh Anda terpapar tingkat polutan tinggi, fungsi paru-paru Anda mengalami penurunan fungsi yang setara dengan kurang lebih satu tahun penuaan. Dampak penuaan paru-paru lebih besar jika Anda rutin beraktivitas di luar ruangan.

Meski berbahaya dan harus segera ditemukan solusinya, polusi udara bukanlah permasalahan yang dapat ditangani dalam sekejap. Untuk itu, Anda perlu menyesuaikan diri dengan keadaan udara yang semakin buruk. Selain itu, Anda juga dapat berkontribusi nyata untuk mencegah semakin parahnya tingkat polusi udara di daerah tempat tinggal dan kerja Anda. Berikut ini hal-hal yang dapat Anda lakukan:

  1. Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan memanfaatkan transportasi publik.
  2. Membuat taman kecil berisi tanaman antipolutan, seperti tanaman Sirih Gading dan Lily Paris.
  3. Mulai menggunakan sepeda atau berjalan kaki untuk perjalanan jarak dekat.
  4. Meminimalkan penggunaan listrik sehingga dapat mengurangi penggunaan batu bara yang pembakarannya dapat mengakibatkan polusi udara.
  5. Tidak membakar sampah.

Masalah polusi udara adalah tanggung jawab kita bersama. Yuk, mulai peduli dengan keadaan lingkungan mulai dari diri kita sendiri agar udara bisa kembali segar dan tubuh kita selalu sehat. #LiveExcellently